MISTERI
TRINITAS |
Tanya
Dari mana
asal ide Dosa Warisan?
Jawab
Dari
filsafat Yunani yang diperkenalkan oleh Origen, bapak teologi YUnani. Filsafat Yunani yang diperkenalkan Origen ini dijelaskan oleh
Tony Lane dalam bukunya Christian Thought, 1984, hal
22-23:
-
"The foundation is Christian while the further development tends to be thoroughly Greek. This is seen clearly in his doctrine of salvation. He can explain how Jesus Christ died for our sins on the cross and ransomed us from the devil" (Dasarnya adalah Kristen ketika perkembangan selanjutnya sepenuhnya (dipengaruhi filsafat) Yunani. Ini nampak jelas dari ajaran keselamatan yang dia ajarkan. Dia dapat menjelaskan bagaimana Yesus Kristus mati untuk menembus dosa kita di tiang salib untuk menebus kita dari (kekuasaan) setan)
Teologi
Yuniani ini kemudian dimasukkan ke dalam ajaran Kristen oleh Athanasius
(297-373M). Dalam bukunya The Incarnation of the Word, hal 20 dia
mengatakan :
-
"After he has demonstrated his deity by his works, he offered his sacrifice on behalf of all and surrendered his temple (body) to death in the place of all men"(Setelah menjalankan tugas ketuhannnya, dia menyerahkan dirinya sebagai korban untuk semua dan menyerahkan dirinya untuk mati demi menebus semua manusia)
Ini
sangat bertentangan dengan ajaran Yesus yang mengajarakan bahwa keselamatan
dapat dicapai dengan bertaqwa kepada Allah.
"Jawab Yesus: `Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaKu
tentang apa yang baik? Hanya satu yang baik (Tuhan Allah).
Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup (sorga), turutilah segala
perintah Allah". (Matius 19:17)
"Inilah hidup yang kekal itu (sorga), yaitu bahwa
mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus
Kristus yang telah Engaku utus" (Yohanes 17:3)
Sejak ide
dosa warisan diperkenalkan oleh Athanasius, pemimpin gereja lainnya seperti
Arius dan pengikut-pengikutnya menentang ajaran yang dipetik dari ajaran
penyembah berhala ini. Arius menggunakan ayat-ayat Kitab Perjanjian Lama untuk
membuktikan bahwa tidak ada satu pun nabi di Perjanjian Lama yang mengajarkan
dosa warisan. Namun Athanasius pun tidak kehabisan akal. Dia memetik ayat-ayat
Perjanjian Lama kemudian menafsirkannya sesuai apa yang dia
inginkan.
Tanya
Apakah
Trinitas itu suatu misteri?
Jawab
Trinitas
adalah tiga Tuhan dalam satu. Tuhan Allah adalah misteri. Tak seorang pun pernah
melihat atau mengetahui seperti apa Tuhan itu. Yesus adalah manusia dengan tulang dan daging. Beliau hidup di dunia ini sebagai
orang yang memiliki sejarah hidup. Roh Kudus adalah "Tuhan" ciptaan Konsili yang
tidak dikenal di zaman Yesus.
"....kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus".
(Kis. 19:2)
Naskah
Laut Mati yang di tulis di zaman Yesus tidak pernah menyebut tentang Roh Kudus
yang di sembah.
Reverend
Dr. Charles Francis Potter dalam bukunya The Lost Year of Yesus
Revealed, 1992, hal 16, menjelaskan:
-
"Few believing Christians yet realize (for few scholar are yet adminitting) how many important doctrines are doe to be change radically, and how many others should eventually be eliminated when the Scroll are properly recognized and evaluated in relation to the New Testament. The very vulnerable doctrine of the Holly Spirit will have to go, as we shall see, and will take with it inevitably the doctrine of the Trinity, which was never in the Bible anyway".(Hanya sedikit pemeluk agama Kristen yang hingga saat ini menyadari (sebagaimana hanya sedikit para ilmuwan yang hingga saat ini mau mengakui), betapa banyak ajaran dasar agama Kristen yang harus dirubah secara radikal dan beberapa banyak lainnya yang harus di singkirkan (dari Alkitab) bila Naskah (Laut mati) diakui dan dipelajari dengan benar dalam hubungannya dengan Kitab Perjanjian Baru. Ajaran yang paling lemah dan harus di singkirkan adalah tentang Roh Kudus, sebagaimana yang terlihat (dalam Naskah Laut Mati), dan tanpa bisa dihindari, ajaran tentang Trinitas harus pula ikut tersingkir, karena sama sekali tidak pernah diajarkan dalam Alkitab)
Biarawati
dan penulis kawakan Karen Armstrong dalam bukunya A History of God
hal. 135, mengutip pernyataan Gregory of Nazianzus, tokoh pemikir
Trinitas di abad ke IV yang menceritakan bagamana Roh Kudus yang tidak dikenal
di zaman Yesus menimbulkan berbagai permasalahan ketika mulai diperkenalkan di
abad ke IV.
-
"The Cappadocians were also anxious to develop the notion of the Holy Spirit, which they fe(t have been dealt with very perfunctorily at Nicea: `And we believe in the Holy Spirit' seemed to have been added to Athanasius's creed almost as an after thought. People were confused about the Holy spirit. Was it simply a synonym for God ar was it something more? `Some have conceived (the Holy Spirit) as an activity', noted Gregory of Nazianzus, `some as a creature, some as God and some have been uncertain what to call him".(Golongan Cappadocian (Pendukung Trinitas) juga pusing untuk menetapkan pengertian Roh Kudus, yang dulu mereka sama sekali mengabaikannya pada Konsili di Nicea: `Dan Kami percaya kepada Roh Kudus' nampaknya baru ditambahkan ke Credo Athanasius (di Necia) setelah dipikirkan kemudian. Masyarakat dibuat bingung tentang apa sesungguhnya Roh Kudus itu. Apakah ini sama dengan Tuhan ataukah sesuatu yang lain? `Sebagian orang menganggap (Roh Kudus) sebagai suatu kegiatan', kata Gregory of Nazianzus, sebagian lagi menganggapnya makhluk, sebagian menganggapnya Tuhan, dan sebagian lagi tidak tahu mau menyebutnya apa).
Oleh
karena itu untuk menyatakan bahwa Allah yang tidak tampak, manusia Yesus yang
memiliki tulang dan daging dan Roh Kudus yang tidak pernah dikenal di zaman
Yesus adalah suatu zat, memang dapat dianggap misteri yang artinya aneh bin
ajaib. Doktrin ini membingungkan pencetusnya sendiri serta para agamawan Kristen. Mereka kesulitan menjelaskan ajaran penyembah
berhala ini dalam konteks Kristen. Ujung-ujungnya mereka menetapkan doktrin
Trinitas sebagai suatu misteri (Cave 1997).
Perhatikan bagaimana pengkuan jujur "Romonya" Trinitas,
Athanasius, dalam buku The Decline and Fall of the Roman Empire
yang ditulis oleh Edward Gibbon:
-
"Christian Theologian, the great Athanasius himself, has candidly confessed that whenever he forced his understanding to mediate on the divinity of the Logos, his toilsome and unavailing efforts recoiled on themselves; that the more he thought, the less he comprehend; and the more he wrote, the less capable was he expressing his thought".(Teolog besar Kristen Athanasius sendiri secara terbuka mengakui bahwa semakin dia memaksakan pengertiannya untuk menjelaskan ketuhanan Logos (Firman), segala daya dan upaya yang diusahakannya kandas dengan sendirinya; bahwa semakin dia berfikir, semakin dia kurang memahami; semakin banyak penulis, semakin kurang kemampuan menjelaskan jalan pikirannya).
Baru saja
Athanasius mencoba memformulasikan hubungan Yesus sebagai Logos (Firman)
penyembah berhala dengan Tuhan Allah, dia sudah pusing. Belum lagi di tambah
dengan "Tuhan" Roh Kudus.
Monsignor Eugene Clark mengakui konsep Trinitas sulit dimengerti.
Untuk itu menurut dia, sebaiknya konsep Trinitas diterima saja walaupun tidak
dimengerti.
-
"God is one, God is three. Since there is nothing like this in creation, we cannot understand it, but anly accept it"
(Tuhan itu satu, Tuhan itu tiga. Karena tidak ada yang seperti ini di alam ini, sehingga kita terima saja walaupun kita tidak mengerti).
Hubungan
ketiga oknum dalam Trinitas dengan susah payah diciptakan oleh Gereja di
tengah-tengah pertentangan, kontroversi dan malah pertumpahan darah. Pemimpin
Gereja terpaksa harus mengeluarkan pernyataan untuk menerima ajaran Kristen
tanpa harus menyelidikinya. Uskup Agung Anslem, pemimpin Gereja di
Canterbury (1093-1109) dalam bukunya Prosologian I,
mengatakan:
-
"For 1 am not seeking to understand in order to believe, but 1 believe in order that 1 may understand"
(Saya tidak perlu mengerti untuk percaya, tetapi saya percaya agar saya mengerti).
Selanjutnya dalam bukunya Cur Deus Homo 1:2 dia menjelaskan
urut-urutan menerima ajaran yang misterius dalam Kristen :
-
" The correct order is to believe the deep thing of Christian faith before undertaking to discuss them by reason......so that even though 1 totally unable to understand it, nothing could shake the constancy of my belief."
(Urutan yang tepat adalah meyakini keimanan Kristen secara mendalam lebih dahulu, baru kemudian mendiskusikannya berdasarkan akal sehat....dengan demikian, walaupun saya tidak mengerti sama sekali, tidak ada yang akan dapat mengguncang keteguhan iman saya).
Kalau
sudah begini keadaannya, berarti tidak ada lagi jalan bagi mereka yang ingin
mempertanyakan kebenaran suatu ajaran sebelum diyakini. Kalau yang diajarkan
kepada kita adalah sesuatu yang salah, sekuat apa pun kita mengimaninya, ya,
tetap saja salah, dan konsekwensinya kita akan dicampakkan ke dalam api
neraka.
Kalau
gereja sudah mengatakan demikian, sementara Yesus tidak pernah mengatakan bahwa
dirinya adalah oknum kedua dari Trinitas, berarti kita diberi kesan seakan-akan
Yesus sengaja menipu umatnya bani Israel, hanya untuk menyenangkan para
penyembah berhala di kerajaan Romawi.
Tanya
Mengapa
umat Kristen dapat menerima ide yang tidak masuk akal ini?
Jawab
Para
penginjil menurut Dr. Bruce Goldbert dalam bukunya " New Age Hypnosis"
hal. 2, sudah terlatih dalam pemanfaatan jurus-jurus hipnotisme dan sugesti.
Melalui teknik-teknik ini, dengan mudah mereka menaklukkan
alam bawah sadar jemaat atau individu. Mereka menggunakan cara-cara ini untuk
mencuci otak jemaat agar mudah memerima pesan-pesan, baik yang masuk akal maupun
yang tidak masuk akal, yang dikemas dengan retorika yang mempesona. Dengan cara
ini mereka dapat membuat sesuatu yang tidak masuk akal seakan-akan masuk akal.
Sementara jemaat yang sudah "berserah diri" hanya mampu menyahut " Amin, Amin".
Gordon Urquhart dalam bukunya The Pope's Armada, 1995, pada
halaman belakang menjelaskan misi rahasia Kristen mencuci otak
jemaat:
-
"The three most powerful of the ultra tradition-alist movement within the Catholic Church engage in secret initiation ceremonies, brainwashing techniques involving ego destruction, moral and spiritual intimidation and highly questionable, even dangerous psychtherapeutic practices."(Tiga kekuatan besar gerakan ultra-tradisional dalam Kristen Katolik, terlibat dalam upacara rahasia penerimaan anggota, teknik cuci otak termasuk penghancuran pribadi seseorang, intimidasi moral dan spiritual serta praktekpraktek pengobatan spiritual yang tidak lazim dan malah berbahaya).
Tertullian dalam bukunya "The Flesh of Christ", hal. 5, memainkan
jurus ini :
-
"The Son of God was crucified. 1 am not ashamed because it shameful. The Son of God died. It is credible because it is absurd. He was buried and rose again. It is certain because it is impossible".(Anak Tuhan di salib. Saya tidak malu karena ini memalukan. Anak Tuhan mati. Ini dipercaya karena tidak masuk akal. Dia dikuburkan dan bangkit kembali. Ini pasti karena tidak mungkin).
Mike
Velarde, salah seorang pemimpin Kristen kharismatik di Filipina memperlihatkan
keampuhan pengaruhnya terhadap lebih sejuta pengikutnya dilapangan Philippine
International Convention Center dengan mengatakan bahwa mereka dapat memperoleh
rejeki dari Tuhan dengan membalikkan payungnya keatas untuk menampung rejeki
dari langit. Kemampuan Mike Velarde ini dikomentari oleh Pastor Robert
Reyes di Harian Philippine Daily Inquirer terbitan 29 Desember 1999,
hal. 9:
-
"Mike Velarde is better because he manages to fool poor people into believeing that he can make them rich. The people are desperate. Any promise that gives them hope to go for improved life, they'll grab it"
(Mike Velarde lebih cerdik karena dia mampu memperdaya orang-orang miskin untuk percaya bahwa dia dapat membuat mereka menjadi kaya raya. Rakyat cukup menderita. (Oleh karena itu) setiap janji yang memberi mereka harapan untuk meningkatkan taraf hidup mereka, akan mereka rebut).