Surat Seorang Wanita Nasrani di Malaysia Bagian 5
Oleh: Mamduh Farhan al-Buhairi
Di dalam surat wanita nashrani kepada teman muslimahnya terdapat syubhat:
“…dalam
ajaran Islam juga dipercaya bahwa malaikat itu takut anjing. Jadi
kalau malaikat itu turun membawa berkat terus ada anjing yang
menggonggong, malaikatnya lari dong. Hahahahah…”
Jawab:
pertama, saya memohon kepada Allah hidayah bagi Anda. Tampak bahwa Anda sama sekali tidak mengetahui tentang Islam. Pemahaman Anda bahwa malaikat takut dan lari dari anjing adalah sebuah pemahaman salah, tidak benar. Kemudian Anda beralih kepada pelecehan yang sebenarnya tidak layak Anda lakukan. Akan tetapi, saya memakluminya, karena Anda dan orang-orang Nasrani lainnya adalah korban dari orang-orang yang telah menanam kedustaan dan syubhat di dalam akal pikiran Anda agar mereka bisa membuat citra buruk agama Islam karena ketidakmampuan mereka untuk menetapkan kebenaran agama mereka.
pertama, saya memohon kepada Allah hidayah bagi Anda. Tampak bahwa Anda sama sekali tidak mengetahui tentang Islam. Pemahaman Anda bahwa malaikat takut dan lari dari anjing adalah sebuah pemahaman salah, tidak benar. Kemudian Anda beralih kepada pelecehan yang sebenarnya tidak layak Anda lakukan. Akan tetapi, saya memakluminya, karena Anda dan orang-orang Nasrani lainnya adalah korban dari orang-orang yang telah menanam kedustaan dan syubhat di dalam akal pikiran Anda agar mereka bisa membuat citra buruk agama Islam karena ketidakmampuan mereka untuk menetapkan kebenaran agama mereka.
Kedua, para
malaikat tidak lari dari anjing, akan tetapi para malaikat hanya tidak
mau masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing. Nabi
Sholallohu ‘alaihi wa sallam hanya bersabda, ‘Malaikat tidak akan
masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing…” jadi perhatikanlah,
bahwa tidak ditemukan ungkapan Anda, ‘Malaikat lari dari anjing karena
ketakutan…’ Maka di sana terdapat perbedaan antara ungkapan ‘tidak
masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing’ dengan ‘Lari dari
anjing karena ketakutan’ sebagaimana yang Anda sangka.
Adapun
mengapa malaikat tidak masuk ke dalam sebuah rumah yang di dalamnya
ada anjing, maka hal itu terjadi karena anjing itu hewan najis. Dia
banyak memakan makanan najis dan berlumuran dengannya, demikian pula
karena baunya yang tidak enak. Sementara para malaikat adalah makhluk
yang dimuliakan, tidak akan kumpul dengan najis dan maksiat untuk
selamanya. Sebagaimana pula sebagian syetan berupa seperti rupa
anjing, dan tidak layak bagi para malaikat untuk bersama dengan para
syetan.
Saya ingin
Anda memahami bahwa agama Islam memiliki syariat khusus pada segenap
sisi kehidupan. Dan syariat itu adalah sebuah aturan yang mengatur
kehidupan kaum muslimin. Dalam masalah ini, Anda harus memahami
beberapa perkara berikut ini:
Pertama,
bahwa Islam melarang memelihara anjing. Allah menjadikan hukuman bagi
orang yang memelihara anjing adalah diharamkannya para malaikat untuk
masuk ke dalam rumahnya, demikian pula shalawat, istighfar, dan
permintaan keberkahan oleh para malaikat juga diharamkan atasnya.[1]
Kedua, pengharaman ini tidak mencakup seluruh para malaikat, bahkan dikecualikan malaikat hafazhah (yang menjaga) dan katabah
(yang menulis amal). Adapun yang terhalang untuk masuk adalah para
malaikat yang berkeliling membawa rahmat, permintaan keberkahan dan
istighfar.
Adapun malaikat hafazhah dan katabah,
maka mereka tidak akan pernah meninggalkan anak cucu Adam dalam
setiap keadaan. Karena mereka diperintahkan untuk menghitung dan
mencatat amal-amal mereka. Demikian pula malaikat maut yang
diperintahkan untuk mencabut nyawa dalam keadaan apapun.
Maka
keberadaan anjing di dalam rumah akan merampas keberkahan rumah karena
tidak adanya malaikat rahmat yang masuk ke dalamnya. Hal ini berbeda
dengan rumah-rumah yang makmur dengan dzikir mengingat Allah, dan
shalat, maka malaikat rahmat akan memasukinya.
Ketiga,
malaikat tidak hanya tidak memasuki rumah yang di dalamnya terdapat
anjing, bahkan malaikat juga tidak akan masuk ke dalam rumah yang di
dalamnya ada khamr (miras), zina, perbuatan sihir, perjudian, dan
tontonan pelacuran di TV. Demikian pula para malaikat merasa terganggu
oleh orang yang datang kepada shalat dengan bau bawang merah, bawang
putih, dan bawang bakung. Jika bau makanan-makanan tersebut mengganggu
para malaikat, maka bagaimana pula tanggapan Anda dengan anjing?!
Keempat,
sesungguhnya agama Islam menjadikan aqidah (keyakinan) terhadap para
malaikat pada kedudukan yang agung. Iman dengan para malaikat adalah
salah satu rukun dari rukun-rukun iman, dan siapa yang menolaknya, maka
dia kafir. Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman:
…. وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا (١٣٦)
“…Barangsiapa
yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah
sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisa’: 136)
Sekarang,
saya sudah menjelaskan kedudukan para malaikat di dalam agama Islam,
maka apakah mungkin bagi Anda untuk mendatangkan satu nash saja dari
Bibel yang menetapkan bahwa siapa yang menolak malaikat berarti kafir?
Jika tidak ada, maka siapa yang memuliakan dan mengagungkan para
malaikat, kaum muslimin atau Nasrani?!
Siapakah
yang memberikan pensucian yang layak dan agung bagi para malaikat,
serta memberikan kedudukan yang tinggi bagi mereka, agama Islam
ataukah agama Nasrani yang menurut mereka tidak masalah para malaikat
kumpul dengan anjing dalam satu tempat?!
Syubhat: ‘…dalam
terjemahan surat al-Fatihah, saya hanya ingat sedikit, Muhammad
berkata, ‘Ya Tuhan, tunjukkanlah kami jalan yang lurus.’ Berarti selama
sekitar 1400 tahun yang lalu, Muhammad gak tahu jalan yang lurus.’
Jawab:
pertama, al-Qur’anul Karim adalah firman Allah Subhanaahu wa Ta’ala
yang telah Dia turunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad Sholallohu ‘alaihi
wa sallam . Akan tetapi, al-Qur’an itu adalah kitab hidayah (petunjuk)
bagi segenap kaum muslimin pada setiap zaman, bukan hanya bagi Nabi
Sholallohu ‘alaihi wa sallam . Sebagaimana Nabi Sholallohu ‘alaihi wa
sallam membaca ihdinas shirathal mustaqim (tunjukilah kami jalan yang lurus), maka demikian pula setiap muslim hingga zaman ini, dan hingga hari kiamat membaca ihdinas shirathal mustaqim (tunjukilah kami jalan yang lurus).
Hidayah
(petunjuk) memiliki beberapa makna agung yang tidak dipahami oleh akal
orang-orang yang ingin memburukkan citra Islam. Di saat Nabi
Sholallohu ‘alaihi wa sallam dan muslim manapun membaca ihdinas shirathal mustaqim
(tunjukilah kami jalan yang lurus) seakan-akan dia meminta dari Rabb
nya agar memberinya rizqi ilmu terhadap kebenaran yang Allah tidak akan
menerima selainnya. Meminta dari rabb-nya agar memberinya rincian
kebenaran, kemampuan untuk mempelajari kebenaran, kemampuan untuk
mengamalkan kebenaran yang diajarkan Allah kepadanya, menghilangkan
kemalasan dari mempelajari dan mengamalkan kebenaran, menjadikannya
ingin mempelajari dan mengamalkan kebenaran, menghilangkan darinya
segala penghalang yang mengahalanginya dari mempelajari dan mengamalkan
kebenaran, menolongnya untuk mempelajari, mengamalkan dan konsisten
dengan kebenaran, dan menolongnya untuk merealisasikan keikhlasan
(sampai akhir hayat).
Jadi, itulah
makna hidayah, bukan seperti apa yang dipahami oleh akal Anda
sekalian. Dikarenakan Anda mengambil sebagian al-Qur’an dan
meninggalkan sebagian yang lain. Anda lupa bahwa Nabi Sholallohu
‘alaihi wa sallam juga membaca di dalam shalatnya satu ayat:
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (٨)
“(Mereka
berdoa): “Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati Kami condong
kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan
karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya
Engkau-lah Maha pemberi (karunia)”. (QS. Ali Imran: 8)
Ayat
tersebut mendustakan anggapan Anda bahwa Nabi Sholallohu ‘alaihi wa
sallam tidak mengetahui bahwa beliau berada di atas jalan yang lurus.
Syubhat: kenapa dalam ajaran islam ada kitab jin.
Jawab:
Karena ajaran al-Masih ‘alaihi salam terbatas hanya untuk kaumnya saja,
adapun ajaran Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa sallam mencakup
bangsa manusia dan bangsa jin. Oleh karena itulah kalian sendiri
mengakui bahwa al-Masih ‘alaihi salam datang hanya untuk menyelamatkan
manusia saja, yaitu tidak untuk menyelamatkan bangsa jin. Sebagaimana
Anda menganggap bahwa jin itu adalah bagian dari syetan. Adapun dalam
agama Islam, maka bangsa jin punya hak untuk sampai kepada mereka
ajaran ketuhanan penutup yang diamanahkan di atas pundak Nabi-Nya,
Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa sallam .
Syubhat: Dalam ajaran Kristus, kami hanya percaya kepada roh kudus yang berasal dari tuhan.
Jawab: Itu
adalah urusan Anda sendiri, dan tidak ada kaitannya dengan kami, akan
tetapi sungguh disayangkan bahwa ucapan itu adalah ucapan yang
tertolak. Karena beberapa sekte Nasrani tidak sepakat akan ketuhanan
roh kudus. Katholik, Protestan, dan Ortodox memiliki
keyakinan-keyakinan berbeda tentang roh kudus. Adapun kami, kaum
muslimin, maka kami sepakat akan keberadan bangsa jin. Kami sepakat
bahwa Nabi Sholallohu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah Subhanaahu
wa Ta’ala untuk seluruh bangsa manusia dan bangsa jin. Dan penyebab
kesepakatan kaum muslimin, dan perselisihan orang-orang Nasrani adalah
bawa Allah Subhanaahu wa Ta’ala telah berjanji kepada kaum muslimin
untuk menjaga kitab-Nya. Oleh karena itulah al-Qur’anul Karim yang
merupakan firman Allah tetap eksis tanpa penambahan, pengurangan,
ataupun perubahan sejak diturunkannya 1400 tahun yang lalu. Sementara
kaum Nasrani, maka bibel mereka telah diubah-ubah. Bahkan perubahan
tersebut terus berlangsung hingga hari ini. Pada edisi yang lalu kami
telah menetapkan sedikit hal itu. Oleh karena itu, kami telah
mengatakan bahwa siapa yang tidak beriman bahwa Bibel tidak
diubah-ubah, maka dia tidak beriman dengan Bibel.
Syubhat: ‘…
oh ya kamu kan kalo ketemu dengan orang mengucapkan Assalamu’alaikum.
Kata kum ini berarti banyak. berarti kalau disampaikan pada satu
orang gak cocok. Ini karena Muhammad mengatakan bahwa manusia itu
punya jin. Jadi kalau ketemu sama orang dan mengucapkan salam itu
berarti kamu juga mengucapkan salam sama jin. Nah, gitu deh kalo kamu
gak tahu arti al-Qur’an yang kamu baca selama ini. Kalo orang Kristen
di Arab mengucapkan salam, salam alaik, artinya salam damai sejahtera.
Jawab: saya
memohon hidayah kepada Allah bagi Anda. Anda bukan saja tidak memahami
agama Islam sebagaimana telah saya kabarkan kepada Anda. Akan tetapi
Anda, sebagaimana mayoritas orang-orang Nasrani, memiliki keyakinan
terhadap syubhat tanpa tatsabbut (mengecek kebenarannya).
Sesungguhnya kami, saat kami mengucapkan salam kepada satu orang, kami
katakan assalamu’alaikum, maka kami bermaksud pula kepada dua
malaikat yang bersamanya. Setiap muslim memiliki dua malaikat yang
mencatat kebaikan dan yang lain mencatat keburukan. Demikian pula
kondisi saat kami keluar dari shalat dengan salam, maka kami juga
bermaksud mengucapkan salam kepada dua malaikat di sisi kanan, dan di
sisi kiri. Jadi tujuan dari assalamu’alaikum adalah untuk para malaikat,
bukan untuk jin. Dan ini adalah bentuk pemuliaan dan penghormatan
terhadap para malaikat dari kaum muslimin saja, tidak dari selain
mereka. Maka apakah akal bisa menerima seorang penipu datang dan
menjadikan pemuliaan dan penghormatan ini sebagai bagian dari
pelecehan?!
Syubhat;
dalam surat al-syuruq (maaf kalo salah tulis) ayat 61, percayalah
pada Isa almasih, bahwa dia itu juru selamat (terjemahannya)
Jawab:
Pertama, tidak ditemukan adanya surat dalam al-Qur’an bernama surat
syuruq. Ini adalah bukti bahwa Anda hanya menukil tanpa pemahaman, dan
tanpa mengecek kebenarannya. Karena akal tidak bekerja dengan baik,
maka Anda tidak mengizinkan diri Anda untuk menyingkap hakikat
kebenaranan dengan pergi ke Internet lalu memastikan keberadaan surat
tersebut. Demikian mereka para pendeta, mereka ingin membiarkan
akal-akal Anda tidak bekerja agar mereka bisa menutupi hakikat
kebenaran. Anda hanyalah satu orang dari ratusan juta orang di dunia
yang tertipu oleh mereka. Oleh karena itulah, ini adalah sebuah perkara
yang kami tidak merasa heran dengannya. Buku-buku, internet, dan para
pendeta, semuanya adalah faktor-faktor yang turut andil dalam upaya
pemburukan citra Islam dengan kedustaan dan permusuhan. Akan tetapi,
orang yang menanam di dalam akal Anda bahwa terdapat surat Syuruq di
dalam al-Qur’an, saya memohon agar Anda sampaikan kepadanya ajakan
Majalah Qiblati untuk turut serta dalam dialog damai, barangkali memang
di dalam al-Qur’an terdapat surat dengan nama as-syuruq, sementara
kami tidak mengetahuinya, sehingga hidayah bagi kami melalui kedua
tangannya.
Adapun
keimanan kami terhadap Isa (Yesus) ‘alaihi salam, maka tidak ada
keraguan di dalamnya. Akan tetapi kami beriman kepadanya bahwa dia
seperti para Nabi yang diutus oleh Tuhan Semesta alam, seperti halnya
seorang hamba dari para hamba Allah, bukan Tuhan. Bahkan siapa saja
dari kaum muslimin yang tidak beriman dengan Isa ‘alaihi salam, maka
dia kafir, sekalipun beriman dengan Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa
sallam . Bahkan Isa ‘alaihi salam adalah Rasul yang paling dicintai
oleh kaum Muslimin setelah Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa sallam ,
karena dia adalah Nabi terakhir sebelum nabi Kami Muhammad
Sholallohu ‘alaihi wa sallam . Dan dialah yang telah memberikan berita
gembira dengan kedatangan Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa sallam
setelah beliau, sebagaimana ditetapkan di dalam al-Qur’an dan Bibel.
Beliaulah yang nantinya akan memimpin umat Islam di akhir zaman,
dimana Nabi Sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda tentangnya:
« أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِابْنِ مَرْيَمَ ، …. لَيْسَ بَيْنِى وَبَيْنَهُ نَبِىٌّ »
“Aku lebih berhak terhadap (Isa) putra Maryam… tidak ada antara aku dengannya seorang Nabi pun.” (Muttafaqun ‘alaih)
Di dalam
syubhat ini, permasalahannya bukanlah pada iman terhadap Isa ‘alaihi
salam, karena itu adalah perkara yang disepakati oleh kaum muslimin,
akan tetapi permasalahannya adalah tidak ditemukan surat as-Syuruq
dalam al-Qur’an. Sebagaimana saya berikan berita lain yang mengejutkan
Anda, bahwa tidak ditemukan dalam setiap surat al-Qur’an ayat dengan
nomor 61 yang berbicara tentang Isa ‘alaihi salam dengan nash yang
seperti Anda sebut.
Yang aneh,
bahwa setiap syubhat yang ada pada surat Anda tidak dilengkapi dengan
sumber dan nomornya kecuali syubhat ini saja, sekalipun salah. Maka
apakah kesalahan Anda dengan nama surat dan nomornya mengharuskan untuk
dimaklumi ataukah tidak? Maka saya tinggalkan ini bagi keinsafan akal
cerdas Anda.
Shalawat dan salam atas Nabi kita Isa ‘alaihi salam dan Ibunya, Maryam yang suci ‘alaiha salam. (AR)*
[1] Bahkan ada hukuman lain bagi orang yang memlihara anjing di rumah, yaitu setiap hari pahalanya dikurangi satu qirath
(HR. Malik, Bukhari, Muslim). Lebih dari itu, kalau anjing atau suara
anjingnya mengganggu dan menakuti tetangganya atau orang yang lewat
maka itu adalah dosa tersendiri, sebab Nabi Sholallohu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Tidak halal seorang muslim menakuti muslim lain.”
(HR. Abu Daud, Turmudzi, Ahmad) (AH)
Sumber: Majalah Qiblati edisi 10 tahun V