Ratusan Pendeta Amerika Serikat Mulai Tak percaya Agama Kristen
Ratusan Pendeta Amerika Serikat Mulai Tak percaya Agama Kristen – Gereja
Amerika diguncang penyangkalan iman. Lebih dari 200 pemimpin gereja di
seluruh negeri di Amerika Serikat menyatakan sudah tidak percaya
kepada Tuhan, membuang iman kristiani dan tak mau lagi membaca Alkitab
(Bibel). Sebagian mereka mengumumkan kepada publik, tapi sebagian
memilih untuk merahasiakannya agar bisa melayani gereja, meskipun
mereka tidak lagi percaya dengan apa yang mereka khotbahkan.
Mike Aus, pendeta di wilayah Houston, menjadi pendeta yang pertama kali mengumumkan keputusannya ke publik.
Pendeta di Gereja Theophilus di Katy itu mengumumkan keputusannya untuk menjadi ateis dalam suatu acara televisi Minggu pagi di MSNBC.
...Hardly anyone reads the Bible. If they did, the whole thing would be in trouble...
“Hardly
anyone reads the Bible. If they did, the whole thing would be in
trouble,” ujar Pendeta Aus dalam acara ‘Up with Chris Hayes,’ salah
satu program MNSBC. (Hampir tidak ada orang yang membaca Alkitab. Jika
mereka membacanya, maka semuanya akan berada dalam masalah).
Jemaat-jemaat
di Gereja Theophilus sendiri, kepada Local 2, mengaku tidak tahu
apa-apa tentang perubahan kepercayaan Aus sampai ia mengumumkannya
sendiri melalui siaran televisi itu.
“Apakah Anda akan berkhotbah Minggu depan?” tanya Chris Hayes, pemandu acara tersebut.
“Saya
akan kembali minggu depan dan bertemu dengan atasan Saya untuk
membicarakan bagaimana selanjutnya. Kita lihat saja nanti,” tukas Aus.
...Hampir tidak ada orang yang membaca Alkitab. Jika mereka membacanya, maka semuanya akan berada dalam masalah...
Aus
adalah seorang pendeta Lutheran yang telah berkhotbah di gereja selama
hampir 20 tahun. Sekarang, ia justru mengatakan tidak lagi percaya
kepada pesan-pesan yang telah dikhotbahkannya itu. Ia pun telah menolak
permintaan wawancara dari Local 2. Menurutnya, ia telah kehilangan imannya.
“Ketika
saya mulai membuang iman saya, saya pun menyadari belakangan ini bahwa
tidak banyak yang harus saya tinggalkan,” tegas Aus.
Dampak
pernyataan Aus sangat dirasakan oleh gerejanya yang beranggotakan
sekitar 80 orang. Sepekan setelah pengumumannya, gerejanya pun
dibubarkan. Jemaatnya tidak mau berbicara lagi dengan Local 2, tetapi mereka mengatakan bahwa pendeta mereka telah menghancurkan mereka.
“Ketika
seorang pendeta muncul dan berkata, ‘Saya tidak lagi beriman,’ maka
itu akan mengguncangkan dunia mereka. Jemaat melihat pendeta sebagai
superhero spiritual,” kata Dr Keith Jenkins, seorang pendeta Methodist,
mantan presiden Houston Graduate School of Theology.
Menurut
Jenkins, banyak pemimpin gereja yang bertanya-tanya dan kemudian
kehilangan iman mereka, tapi belum pernah ada sebelumnya yang kemudian
menjadi fenomena umum.
Para
pendeta, pelayan dan pemimpin gereja yang tidak lagi percaya Tuhan itu
telah membentuk kelompok pertemuan rahasia melalui situs clergyproject.com.
Menurut mereka, jumlah anggota yang ada sekarang telah mencapai 240
orang. Beberapa di antaranya, seperti Aus, telah terang-terangan
mempublikasikan keputusan mereka. Sementara, pada umumnya memilih untuk
merahasiakannya.
Mereka
yang memilih untuk merahasiakan keputusan mereka, tetap aktif melayani
di gereja-gereja dan lembaga-lembaga pelayanan, meskipun mereka tidak
lagi percaya dengan apa yang mereka khotbahkan.
“Saya
yakin, ada banyak pendeta yang aktif melayani di gereja-gereja, tetapi
sedang mengalami krisis iman dan bahkan kehilangan iman mereka, tetapi
mereka belum keluar karena memikirkan kehidupan mereka,” kata Jenkins.
“Mereka
harus segera mengambil keputusan. Mereka tidak perlu tetap bertahan
dalam gereja kemudian menggunakan posisi mereka sebagai pendeta dan
mencoba mempengaruhi yang lain.” ( voa-islam.com )