Surat Seorang Wanita Nasrani di Malaysia Bagian 7
Posted: June 23, 2010 in SURAT SEORANG MISIONARIS
2
Oleh: Mamduh Farhan al-Buhairi
Dalam suratnya kepada wanita muslimah di Indonesia, wanita Nasrani dari Malaysia itu menyebutkan syubhat berikut ini:
Oh ya
al-Kitab diterjemahkan dalam berbagai bahasa supaya orang yang
membacanya mengerti. Kalau gak tahu artinya mana bisa megerti. Kalau
gak ngerti mana bisa dekat dengan Tuhan. Bagaimana?
Jawab: Apa
pandangan Anda seandainya saya katakana kepada Anda, bahwa tidak ada
seorangpun di dunia ini yang memahami Bible. Karena Bible itu
sebagiannya menghantam sebagian yang lain, dan sebagiannya
berseberangan dengan sebagian yang lain. Dengan hanya sedikit usaha,
dan perhatian terhadap Bible, akan menjadi jelas segala kontradiksinya
dengan segenap kemudahan. Maka mustahil, bersamaan dengan keberadaan
kontradiksi tersebut ada seseorang yang mampu memahaminya.
Selanjutnya,
mustahil kalau Bible itu dari sisi Allah. Setiap orang berakal tahu
bahwa kontradisi adalah bukti kebatilah. Jika tidak demikian, maka
dengan apa Anda akan menjelaskan penyebutan Bible bahwa bulan bersinar,
dan dalam tempat lain menyebutkan bahwa bulan tidak bersinar. Lalu
penyebutan bahwa Allah menciptakan cahaya pada hari keempat, sementara
pada tempat lain pada hari pertama; pergi ke al-Quds, pada tempat
lain, tidak pergi ke al-Quds; Luth adalah putra saudara Ibrahim, pada
tempat lain Luth adalah saudara Ibrahim; Tuhan Peperangan, ditempat
lain disebut Tuhan Perdamaian; Tuhan mencari dan tidak menemukannya,
ditempat lain Tuhan mencari dan menemukannya; Yohannes tidak makan dan
minum, ditempat lain Yohannes makan belalang dan madu; Yesus disalib
jam tiga, ditempat lagi disalib jam enam; Mukjizat penangkapan ikan
terjadi sebelum kebangkitan Yesus, ditempat lain disebutkan bahwa
Mukjizat tersebut terjadi setelah kebangkitan Yesus; Yesus berkata, ‘maka kesaksian-Ku itu tidak benar,’ ditempat lain dia berkata, ‘“Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar; dan seterusnya…
Ini adalah
beberapa contoh dari ratusan contoh untuk menetapkan kontradiksi
Bible. Inilah yang saya maksud bahwa tidak ditemukan seorangpun yang
bisa memahami Bible sekalipun mereka mengeklaimnya dengan dusta. Dan
bahwa Anda tidak akan mendapati satu rumah tanggapun yang menjawab
dengan satu jawaban sama jika mereka ditanya tentang makna Trinitas
(Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Roh Kudus). Bahkan para pendeta sekalipun,
jika mereka ingin menjelaskan makna Trinitas, maka masing-masing
memliki cara sendiri dalam menjelaskannya dengan menggunakan logika;
mereka memulai dan menyelesaikannya dengan satu hasil, yaitu
penjelasan yang tidak jelas.
Oleh karena
itulah, saat kami menyebut Kontradiksi dalam Bible pada edisi 07 tahun
kelima, tidak ada seorangpun dari para pendeta yang datang kemudian
mendustakan kami, karena mereka mengetahui hakikat sebenarnya. Dimana
hal itu menguatkan akan banyaknya kontradikisi bible. Dikarenakan
mayoritas orang yang menyatakan keIslamannya dari Nasrani adalah
mereka yang terpelajar dari para pendeta, atau pemuka gereja, atau
para ilmuwan mereka. Sebaliknya, tidak pernah ditulis dalam sejarah,
sejak terbitnya fajar Islam, bahwa ada satu orang ulama dari kaum
muslimin yang meninggalkan agama Islam kemudian memeluk Nasrani. Oleh
karenanya tidak akan ada dari kaum muslimin yang masuk ke dalam agama
Nasrani kecuali dari golongan orang-orang yang membutuhkan bantuan,
dari kaum faqir miskin yang kefakiran dan sakit mereka digunakan oleh
gereha agar mereka mau memeluk Nasrani.
Sebaliknya,
bersamaan dengan keberadaan ratusan kontradiksi dalam bible yang
menyebabkan masuk Islamnya banyak dari pemuka Nasrani, tidak ada
satupun orang Nasrani yang mampu menemukan satu kontradiksi dalam
al-Qur’anul karim. Dan sesungguhnya kami membuka kesempatan bagi setiap
gereja untuk berkumpul dan menetapkan bagi kaum muslimin melalui
majalah Qiblati bahwa terdapat satu saja kontradiksi dalam al-Qur’anul
karim, dan itu mustahil. Tidak akan mungkin bagi al-Quran menyebutkan
ungkapan, ‘Dirikanlah shalat.’ Kemudian dalam tempat lain menyebutkan,
‘Jangan dirikan shalat’; ‘bayarkanlah zakat’, pada tempat lain,
‘jangan bayarkan zakat’; ‘penutup para nabi’ pada tempat lain, ‘bukan
penutup para nabi’; kemudian analogkan ayat-ayat lain yang telah
dijanjikan penjagaannya oleh Allah hingga datangnya hari kiamat. Allah
Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (٩)
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr (15): 9)
Tidak aka
nada satu orang berakalpun yang akan berpegang teguh dengan kitab yang
sudah dirubah-rubah, lagi berkontradiksi dan saling bertentangan,
kemudian dia meninggakan kitab yang bebas dari kontradiksi apapun. Oleh
karena itulah saya memohon kepada Anda, agar Anda meminta kepada
gereja untuk memberikan satu saja kontradiksi dalam al-Qur’an yang
mulia, agar setelahnya Anda bisa menyingkap hakikat yang kemudian Anda
bisa berjalan di jalan yang pada akhirnya kelak, yaitu pada waktu
yang sudah tidak bermanfaat lagi penyesalan, bahwa ternyata jalan itu
adalah jalan yang menyampaikan Anda kedalam neraka, karena ternyata
al-Masih ‘alaihi salam berlepas diri dari agama Anda, dan berlepas
diri dari setiap kitab suci yang telah dirubah-rubah oleh manusia.
Wanita Nasrani berkata:
Tetapi
aku tidak maksa kamu untuk percaya. Tapi tolong pertimbangkanlah
kata-kataku ini. Karena jika aku berkata dusta dan mengajarkan ajaran
sesat padamu, murka Allah pasti menimpaku. Tapi aku yakin bahwa ini
adalah kebenaran, karena I Orintus 15:14, Tetapi andaikata Kristus
tidak dibangkitakan, maka sia-sialah juga kepercayaan kamu. Lebih
daripada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah karena tentang dia
kami katakan bahwa Ia telah membangkitakan Kristus padahal Ia tidak
membangkitkan-Nya. Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan,
maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak
dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup
dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam
Kristus.
Jawab:
Pertama, bagus sekali Anda berbicara tentang masalah kemanfaatan iman,
dan ketidak manfaatannya. Kemanfaatan iman adalah apa yang diusahakan
untuk dicapai oleh setiap orang yang berakal. Akan tetapi bagimana
kita bisa mencapai kemanfaatan ini? Ini adalah sebuah pertanyaan
penting yang kami butuh mengetahui jawabannya. Karena kemanfaatan iman
adalah kehidupan abadi di sorga, dan ketidak manfaatannya adalah
kebinasaan dan kehidupan abadi di neraka.
Tidak
mungkin bagi akal bisa menerima bahwa Allah Allah Subhanaahu wa Ta’ala
menjadi banyak jalan yang kesemuanya bisa menyampaikan ke kenikmatan
sorga. Jalan yang sebenarnya dari Allah haruslah Cuma satu jalan yang
di dalamnya terdapat hidaayah dan ridha Allah. Suatu perkara yang
mustahil jika Islam, Nasrani, Yahudi, Budha, Hindu dan seluruh agama
akan menghantarkan pemeluknya ke dalam kenikmatan akhirat. Lalu
mengapa termasuk perkara mustahil bahwa semua agama akan menghantarkan
kepada kenikmatan akhirat?
Jawabnya,
dengan segenap kemudahan, adalah bahwa agama-agama itu saling
bertentangan satu sama lain. Maka jika mustahil seluruh agama yang
saling bertentangan itu bisa menghantarkan kepada ridha Allah, maka
menjadi mustahil pula agama Nasrani bisa menghantarkan kepada
keridhaan Allah dan kenikmatan abadi karena Nasrani juga kontrandiksi
terhadap dirinya sendiri.
Jika Yahudi
dan agama kontradiksi lainnya saling bertentangan dan kontradiksi,
maka hal itu adalah sebuah dalil yang pasti, dan bukti nyata bahwa
agama Islam adalah agama yang haq, karena dia adalah satu-satunya
agama yang tidak ada kontradiksi dalam kitabnya -yang telah diturunkan
dari sisi Allah- sekalipun hanya satu kali.
Adapun
tentang iman dengan kebangkitan al-Masih ‘alaihi salam, maka kaum
muslimin meyakini turunnya al-Masih ‘alaihi salam di akhir zaman,
dikarenakan orang-orang Yahudi tidak membunuh al-Masih ‘alaihi salam.
Bahkan merekapun tidak mensalibnya, akan tetapi Allah mengangkatnya
tanpa mereka bisa menyentuhnya.
Sementara
yang disalib adalah orang lain, inilah yang ditetapkan oleh al-Qur’an
dengan segenap kejelasan tanpta ada kontradiksi.
Allah Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman tentang orang-orang Yahudi:
وَقَوْلِهِمْ
إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ
وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ
الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ
عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (١٥٧)بَلْ
رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (١٥٨)
“Dan
karena Ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa
putra Maryam, Rasul Allah”, Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang
diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang
berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam
keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. mereka tidak mempunyai
keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan
belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah
Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya.
dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa’ (4): 157-158)
Sementara
kita mendapati bahwa Bible saling berkontradiksi, dan berselisih dalam
masalah penyaliban dengan perselisihan besar; dan saya akan
meringkasnya sebagai berikut:
1. Yesus telah disalib dan dibunuh, itu adalah ucapan mayoritas orang-orang Yahudi dan Nasrani pada hari ini.
Sementara
al-Qur’an telah menyebutkan pengakuan orang-orang Yahudi bahwa mereka
telah membunuh Isa ‘alaihi salam, kemudian al-Qur’an mendustakan dan
melaknat mereka karena ucapan tersebut. Adapun Nasrani maka mereka
telah berselisih pendapat sejak pertama kali kejadian perkara ini. Dan
yang telah tetap, bahwa mayoritas kelompok Nasrani tetap berkeyakinan
sepanjang abad pertama, bahwa al-Masih ‘alaihi salam sama sekali
tidak digantung di tiang salib.
2. al-Masih telah disalib, akan tetapi tidak terbunuh.
Ini adalah
ucapan yang terdahulu. Sebagian orang Nasrani kontemporer
menjelaskannya dibawah teori pingsan. Mereka mengatakan bahwa al-Masih
telah digantung di tiang salib. Akan tetapi salah satu manusia
memberikan sepercak kain yang dilumuri dengan cuka, lalu diapun
pingsan, hingga manusia mengiranya dia telah mati. Kemudian
dilakukanlah pelariannya. Kemudian dia mati wajar selang beberapa waktu
setelah itu.
Al-Qur’an telah menafikan dua pendapat pertama ini dengan ungkapan, ‘Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya,’. Maka tidak pernah terjadi pembunuhan pada diri beliau, walaupun hanya sekedar penyaliban.
3. Setelah
Allah mengangkat al-masih ‘alaihi salam, maka orang-orang Yahudi tidak
bisa menemukannya, lalu merekapun mengaku telah menyalibnya kemudian
membunuhnya. Yang menguatkan hal ini adalah apa yang disebutkan dalam
Yohanna (7:34-35) Kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan bertemu
dengan Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke tempat di mana Aku
berada.” Orang-orang Yahudi itu berkata seorang kepada yang lain: “Ke
manakah Ia akan pergi, sehingga kita tidak dapat bertemu dengan Dia?
Adakah maksud-Nya untuk pergi kepada mereka yang tinggal di
perantauan, di antara orang Yunani, untuk mengajar orang Yunani?
Dan
jawabannya adalah bahwa tantangn itu tidak mengandung arti bahwa
orang-orang Yahudi tidak menyalib seorangpun sebagai ganti tempat
al-Masih. Sebagaimana al-Qur’an telah menetapkan bahwa mereka telah
membunuh dan menyalib laki-laki lain yang diserupakan atas manusia: ‘Padahal
mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang
mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.’
4. Yudas,
salah satu murid al-Masih yang mengorbankan diri demi Nabi mereka.
Maka murid tersebut mengaku sebagai al-Masih saat para tentara
mencarinya. Maka perkara itupun menjadi samar bagi orang Yahudi, bahwa
mereka telah menyangka bahwa mereka telah mensalib dan membunuh
al-Masih.
5. Injil
Barnabas (15: 112) mengaku bahwa al-Masih telah mengumumkan bahwa dia
akan hidup sampai akhir alam semesta. Dan bahwasannya Jibril telah
memberitahukan kepadanya akan pengkhianatan Yudas. Kemudian al-Masih
mengumumkan bahwa Allah akan mengangkatnya dari bumi, kemudian akan
merubah rupa sang pengkhianat yaitu Yudas agar setiap orang
menyangkanya sebagai al-Masih. Maka orang Yahudipun menyangkanya
sebagai al-Masih, kemudian mereka mensalib dan membunuhnya.
Sekalipun
teori ini tidak bertentangan dengan al-Qur’an, dan bersandar pada
kitab Nasrani, akan tetapi kita tidak membenarkannya, pun tidak
mendustakannya selagi tidak bertentangan dengan al-Qur’an dan sunnah
Nabi i. Sekalipun Injil Barnabas adalah Injil Nasrani yang paling
benar, dan paling sedikit perubahannya.
Yang perlu
diperhatikan, bahwa kesepakatan Bible akan tidak tahunya orang-orang
yang datang untuk menangkap al-Masih akan diri al-Masih. Mereka
membutuhkan tanda dari Yudas yang menyerahkannya agar mereka bisa
mengetahui orang yang mereka cari. Injil Markus (14: 44-46)
mengatakan: Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda
ini kepada mereka: “Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia
dan bawalah Dia dengan selamat.” Dan ketika ia sampai di situ ia
segera maju mendapatkan Yesus dan berkata: “Rabi,” lalu mencium Dia.
Maka mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya.
Adapun Injil
Yohannes, maka dia telah menjelaskan dengan terang bahwa orang yang
ditangkap adalah orang yang mengaku dirinya adalah al-Masih ‘alaihi
salam, dimana para tentara dan para tetua Yahudi itu tidak mengetahui
rupa al-Masih. (18:3-5) Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan
sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh
imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh
dan senjata. Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya,
maju ke depan dan berkata kepada mereka: “Siapakah yang kamu cari?”
Jawab mereka: “Yesus dari Nazaret.” Kata-Nya kepada mereka: “Akulah
Dia.” Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama
mereka.
Dan ini
dikuatkan oleh al-Qur’an, yaitu orang-orang yang membunuhnya tidak
mengetahui rupanya. Itulah makna firman Allah Allah Subhanaahu wa
Ta’ala : tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.’
Maka al-Qur’an telah membatalkan seluruh perselisihan orang-orang
Yahudi dan Nasrani dalam masalah penyaliban dan pembunuhan al-Masih
‘alaihi salam.
Terkahir
kami katakan seandainya Bible itu dari sisi Allah, maka apakah aka
nada berbagai perselisihan dan kontradiksi dalam satu masalah seperti
ini? Sekali-kali tidak akan ada Kitab Suci Allah yang penuh dengan
perselisihan dan kontradiksi seperti ini.
Shalawat dan salam atas Nabi kita Isa ‘alaihi salam dan Ibunya, Maryam yang suci ‘alaiha salam. (AR)
Sumber: Majalah Qiblati edisi 11 tahun 5