Jumat, 17 Agustus 2012

YESUS MENIKAH (MENURUT ALKITAB)

 
Anggapan bahwa Yesus tidak pernah menikah jelas harus dievaluasi ulang.
Hukum Mishaik Yahudi jelas menyebutkan bahwa “Seorang lelaki yang tidak menikah tidak boleh menjadi seorang guru”. Alkitab berkali-kali menunjukan bahwa Yesus telah dipanggil guru waktu itu..

Indikasi bahwa Yesus memang benar-benar telah menikah sangat jelas jika kita baca dengan teliti ayat-ayat dalam Alkitab. Hukum Mishaik Yahudi juga jelas menyebutkan bahwa “Seorang lelaki yang tidak menikah tidak boleh menjadi seorang guru”. Alkitab menunjukan bahwa Yesus telah dipanggil guru waktu itu..

Perhatikan ketika Alkitab menceritakan tentang pernikahan di Cana.

Yohanes : 2:1-4:
2:1. Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;
2:2 Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.
2:3 Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."
2:4 Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."

Lihatlah…tidak ada penyebutan nama Pengantin Pria & Wanitanya.
Lihatlah…ibunya ada disitu, terkesan sekali sebagai si ‘empunya hajatan’
-- kata nya pada Yesus, "Mereka kehabisan anggur."
--”Mereka” maksudnya “tamu-tamu kita?”

Lebih lanjut Yohanes 2:5-7
2:5 Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh.

Lihatlah… Ibu Yesus menyuruh pelayan2 nya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Benar2 seolah mereka sudah terbiasa menerima perintah dari Ibu Yesus

Yang jadi pertanyaan adalah, mengapa Ibu Yesus mengajukan pertanyaan seperti itu? Mengapa Ibu Yesus dan Yesus itu seperti berkewajiban memperhatikan jamuan layaknya mereka sebagai tuan rumah??

Lebih lanjut Yohanes 2:9-10
2:9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia memanggil mempelai laki-laki,
2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."

Lihatlah…kata "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang" …adalah kata dari para pemimpin dan tampaknya ditujukan pada ‘sang pengantin pria’

Kesimpulan ‘Yesus’ dan ‘si pengantin pria’ adalah “orang yang sama”

Umat Kristen berargumen bahwa dalam kejadian tersebut Yesus dan Ibunya hanya sebagai ‘undangan’ mengacu pada ayat Yohanes 2:2.. tapi argumentasi itu dg serta merta akan runtuh ketika kita membaca seluruh cerita dari ayat itu..

Menyisipkan kata ‘undangan’ tentu dg mudah dapat dilakukan oleh tangan-tangan jahil penyesat sebagaiman mereka dg mudahnya menambahkan kata ‘yakni Ishak’ dalam Kejadian 22:2.