Seorang Wanita Nasrani di Malaysia Bagian 6
SIAPA SANG JURU SELAMAT?
Oleh: Mamduh Farhan al-Buhairi
Wanita Kristen dari Malaysia itu berkata di dalam surat kepada temannya di Indonesia:
“Akan tetapi, jika kamu percaya pada Yesus bahwa Dialah juru selamat manusia, percayalah kamu pasti diselamatkan.”
Jawab:
Saya
katakan: Bahkan percayalah Anda, bahwa pikiran adanya juru selamat
bagi manusia adalah pokok pemikiran Yahudi. Oleh karena itulah
orang-orang Yahudi hingga hari ini mengimani adanya juru selamat bagi
mereka. Yahudi terbagi menjadi dua kelompok, sekte SafaradimTunjukkan
huruf latin (Ambassaradim) dan sekte Eskanazim (Ashkenazim), dan
masing-masing sekte mengeklaim bahwa dia memiliki juru selamat yang
berbeda dengan sekte lain tentang penyebutan nama juru selamat tersebut.
Safaradim berkeyakinan bahwa juru selamat bagi mereka adalah Svardia,
sedang Eskanazim berkeyakinan bahwa juru selamat mereka adalah
Shkinazia. Dikarenakan agama Yahudi jauh lebih kuno daripada Nasrani,
dan demi kemaslahatannya dalam perubahan Kitab Suci setelah Taurat agar
yang tetap ada agama mereka yang batil, dan tetap ada juga keimanan
mereka kepada Nabi-Nabi mereka saja tanpa Nabi-Nabi Allah, dan Rasul-Nya
yang Allah utus untuk seluruh manusia; untuk tujuan ini semua, mereka
turut andil dalam mengubah-ubah Bibel, lalu memasukkan pemikiran
“juru selamat baru” padanya. Dan sebelumnya mereka telah menuduh zina
Maria h, dan merekalah yang telah membunuh al-Masih (seperti
keyakinan Nasrani).
Janganlah
Anda menyangka bahwa Nasrani saja satu-satunya agama yang memiliki
pemikiran adanya al-Masih sang juru selamat. Terdapat 16 juru selamat
bagi banyak agama dan kelompok. Terdapat juru selamat bagi agama
berhala India, yaitu Dewa Krishna yang telah disalib pada tahun 1200
SM. Ada juga juru selamat bagi orang Hindu Dewa Sakiya yang telah
disalib pada 600 SM. Juga ada juru selamat bagi penganut Miksik, yaitu
Dewa Kiksaleckot yang telah disalib pada 587 SM. Ada juru selamat untuk
bangsa Romawi, yaitu Dewa Kwerenas yang disalib tahun 506 SM. Ada
juru selamat bagi penduduk Tibet, yaitu Dewa Indra yang telah disalib
pada 725 SM. Juru selamat bagi negeri Persia yaitu Dewa Mithra yang
telah disalib pada 600 SM. Juru selamat bagi orang-orang Mesir, yaitu
Dewa Tsulis yang telah disalib pada 1700 SM. Dan dewa-dewa lain
seperti Dewa Hisus (Jesús) bagi orang-orang Eropa, dan Dewa Ayar
(Mei) bagi penduduk Nepal. Dan yang aneh, bahwa seluruh juru selamat
tersebut telah disalib, dan yang lebih mengherankan lagi adalah
sebagian mereka telah disalib persis seperti disalibnya al-Masih. Dan
yang mencengangkan lagi adalah bahwa semuanya disalib karena
penghapusan kesalahan-kesalahan manusia, dan penghapusan dosa makhluk.
Kita
perhatikan bahwa berbagai sejarah penyaliban itu lebih kuno daripada
penyaliban al-Masih. Jadi pemikiran tersebut adalah pemikiran kuno,
dan ikut-ikutan orang lain tampak jelas di dalamnya. Oleh karena itu,
agar agama Masehi ini tetap lestari dan tidak punah haruslah dibuat
pemikiran tersebut yang telah diambil dari agama-agama lain.
Di sinilah
berhak bagi kami untuk bertanya-tanya, “Jika keyakinan salib dan
pengorbanan itu benar, maka mana di antara ke sekian juru selamat itu
yang hakiki (paling benar)?”
Apa yang
menjadikan saya harus beriman kepada Yesus bahwa dia adalah seorang
juru selamat, dan tidak beriman dengan Tuhan Persia Mithra sebagai
juru selamat kita?[1]
Kemudian,
sekalipun terpaksa mengatakan bahwa al-Masih ‘alaihi salam adalah
seorang juru selamat yang hakiki, maka dia akan menjadi juru selamat
bagi kaum Bani Israil saja tidak selain mereka, sebagaimana dikatakan
oleh Paulus dalam Kisah Para Rasul 13:23 Dan dari keturunannyalah,
sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan
Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Yaitu, sungguh
disayangkan bahwa Yesus ternyata bukan juru selamat bagi orang-orang
Indonesia dan selain mereka. Oleh karena itulah tempat kembali kalian
adalah adzab Allah, karena tidak ditemukan bagi kalian seorang juru
selamat.
Wanita Kristen:
Sejak
manusia jatuh ke dalam dosa, tak seorang pun yang bisa diselamatkan.
Sekalipun mereka telah berbuat baik. Akan tetapi, oleh karena begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan anak-Nya
yang tunggal yang dikandung dari Roh Kudus supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.
Jawab:
Saya
memiliki satu pertanyaan yang tidak akan saya ajukan kepada Anda,
karena sulitnya pertanyaan tersebut. Akan tetapi saya akan
mengajukannya kepada setiap pendeta dan gereja di mana saja, dan saya
berangan-angan agar mereka menjawabnya. Minimal jika mereka tidak ingin
menjawab majalah Qiblati, mereka menghadapkan hakikat kepada kalian,
dan menjawab kalian, jika mereka mampu.
Pertanyaan
tersebut adalah, ‘Apakah Yesus adalah juru selamat bagi pengikutnya
yang hidup pada zamannya, atau juga juru selamat bagi para pengikut
setelahnya?’
Mereka harus
menjawab salah satu dari dua pilihan tersebut, dan yang paling manis
dari keduanya adalah pahit. Sebab, jika mereka menjawab bahwa Yesus
adalah juru selamat bagi pengikutnya di zamannya saja, maka ini adalah
sebuah kezaliman yang menimpa orang-orang yang beriman kepadanya
setelahnya. Jika mereka menjawab bahwa dia juga juru selamat pula bagi
para pengikut setelahnya, maka sungguh Yesus telah membantu
kezaliman, kemaksiatan, dan permusuhan, serta mendorong untuk membunuh,
mencuri, korupsi dan maksiat lainnya, karena setiap pelaku kejahatan
akan bebas dari dosa hanya dengan sekedar pengakuannya terhadap
pelanggaran dosa tersebut. Dan dia langsung akan mendapatkan ampunan,
dan hidup dengan kehidupan yang kekal. Maka keadilan apakah yang ada
dalam aqidah yang rusak ini?!
Wanita Kristen:
Sebab
dalam Yohannes 4:16, yesus berkata, akulah jalan dan kebenaran dan
hidup. Tak ada seorangpun yang datang kepada Bapak kalau tidak melalui
Aku.
Jawab:
Dalil
tersebut dipakai oleh orang-orang Nasrani sebagai dalil atas ketuhanan
Yesus. Padahal saat memperhatikan dengan benar, kita mendapati bahwa
dalil itu sama sekali tidak menunjukkan keTuhanannya baik dari jauh
maupun dekat, akan tetapi malah menunjukkan bahwa Yesus itu adalah
seorang Rasul.
Ucapan Yesus ‘akulah jalan’
adalah benar, tidak ada seorangpun mampu sampai kepada Allah kecuali
dari sela-sela utusan-Nya yang Dia utus. Mereka adalah orang yang
mengetahui tentang Allah, halal, haram, dan segenap pengajaran. Oleh
karena itu, para Rasul itu adalah jalan yang dari sela-sela mereka
manusia akan bisa sampai kepada Allah Subhanaahu wa Ta’ala .
Oleh karena itulah kami beriman bahwa Yesus adalah jalan kepada Allah, seperti nabi-nabi lainnya ‘alaihi salam.
Ucapan Yesus ‘akulah… kebenaran’,
maka kamipun beriman bahwa Yesus adalah seorang Rasul yang haq
(benar) dari sisi Allah, yang Allah telah mengutusnya untuk
menyampaikan risalah-Nya, agar menjadi sebab hidayah manusia menuju
jalan haq (benar), yang menyampaikan kepada Allah, dan mengeluarkan
mereka dari kegelapan menuju terang.
Ucapan Yesus ‘akulah… hidup’
yaitu kehidupan yang kekal dalam kenikmatan akhirat bagi setiap orang
yang menjawab dakwahnya, yang telah dipikulkan oleh Allah Subhanaahu
wa Ta’ala kepadanya sebagaimana para Nabi dan Rasul yang lain.
Ucapan Yesus ‘Tak ada seorangpun yang datang kepada Bapak kalau tidak melalui Aku’
maka ya, benar, tidak seorang pun mampu sampai kepada Allah kecuali
dari sela-sela para Rasul-Nya, karena mereka adalah jalan hidayah
(petunjuk). Mereka adalah manusia yang paling tahu tentang Allah,
makhluk yang paling tahu tentang segala yang dicintai dan dimurkai
Allah.
Wanita Kristen:
Matius
10:32, yesus berkata, ‘Setiap orang yang mengakui aku di depan
manusia, aku juga akan mengakuinya di depan Bapaku di Sorga. Tetapi
barangsiapa menyangkal aku di depan manusia, aku juga akan
menyangkalnya di depan bapakku di sorga.
Jawab:
Seandainya
manusia itu menguasai akalnya, pastilah menjadi jelas baginya dari
dalil ini bahwa Yesus menafikan ketuhanan dari dirinya. Dikarenakan
dia menafikan perbuatan dari dirinya sendiri. Cukuplah dia menjadi
seorang saksi atas umatnya, sebagaimana para Nabi dan Rasul lain.
Allah Subhanaahu wa Ta’ala lah satu-satunya yang Maha Kuasa, dan
berbuat. Sebagaimana nash (teks) ini datang bersesuaian dengan pondasi
agama Islam. Yaitu bahwa para Nabi memiliki syafaat pada hari kiamat,
demikian pula para malaikat dan orang-orang mukmin memberikan syafaat.
Hanya saja syafaat Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa sallam
adalah yang terbesar. Maka syafaat beliau Sholallohu ‘alaihi wa
sallam mencakup setiap orang yang masuk ke dalam neraka dari para
pelaku maksiat dari golongan ahli tauhid.
Sebagaimana
menjadi jelas dari dalil Bibel tadi bahwa Yesus akan datang sebagai
saksi atas kaumnya. Hal inipun bersesuaian dengan syariat Islam, dan
sifat-sifat para Nabi. Allah Subhanaahu wa Ta’ala telah mensifati
Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa sallam dalam al-Qur’an dengan
saksi atas umat beliau. Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا (٤٥)
“Hai Nabi, Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk Jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan,” (QS. Al-Ahzab (33): 45)
Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman:
…وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
“… dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu….” (QS. Al-Baqarah (2): 143)
Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman:
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاءِ شَهِيدًا (٤١)
“Maka
bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan
seseorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu
(Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” (QS. An-Nisa’ (4): 41)
Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman:
وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَى هَؤُلاءِ ….
“(dan
ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat
seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia….” (QS. An-Nahl (16): 89)
Dan ayat-ayat lain. Jadi apa yang akan dilakukan oleh Yesus pada hari kiamat, juga akan dilakukan oleh seluruh Nabi.
Wanita Kristen:
I Korintus 8:6, Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapak yang daripada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup,
Jawab:
Bukanlah
suatu hal yang penting Anda mengakui Tuhan, akan tetapi apakah Tuhan
mengakui Anda sekalian, dan mengakui cara ibadah yang Anda lakukan?!
Kemudian dalam nash (teks) tersebut dia mengatakan satu Allah saja, tapi Anda mengatakan tiga?!!
Adapun ucapannya “yaitu Bapak yang daripada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup”,
maka benar, itu adalah dakwah Islam, dan dakwah Nabi Islam, dan ayat
al-Qur’an, serta sabda-sabda Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa
sallam telah menunjukkan akan hal itu.
Wanita Kristen:
dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.
Jawab:
Pada Nash
yang sebelumnya bagi Anda ada satu Tuhan saja yaitu Allah (Bapak), dan
dalam Nash ini kalian memiliki satu Tuhan saja yaitu Yesus?!!
Anda
melakukan kontradiksi. Anda sendiri yang menentang diri Anda.
Demikianlah segala sesuatu jika tidak berasal dari sisi Allah, pastilah
akan terdapat banyak perselisihan. Inilah pembenar firman Allah
Subhanaahu wa Ta’ala dalam al-Qur’an:
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافًا كَثِيرًا (٨٢)
“Maka
Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran
itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
banyak di dalamnya.” (QS. An-Nisa’ (4): 82)
Kemudian, bagaimana Yesus menjadi Tuhan sementara Bibel tidak mendatangkan satu bukti pun akan hal itu?
Jika Yesus adalah Tuhan, maka di mana dia pernah memerintahkan para pengikutnya untuk menyembahnya?!
Kemudian
bagaimana Allah menciptakan segala sesuatu, karena Yesus kemudian
menjadikan manusia yang telah Dia ciptakan, karena Yesus membunuh
Yesus?!!
Kemudian
apakah orang yang dibunuh manusia menjadi Tuhan?!! Lalu dimana
kekuasaan dan kekuatan Tuhan serta perbuatan-Nya di alam ini?!
Lalu di mana Bapak saat Dia melihat anak satu-satunya dibunuh?!!
Wanita Kristen:
Dalam
Matius 10:37 Yesus berkata, Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya
lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi
anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak
bagi-Ku.
Jawab:
Ini adalah
dalil lain bahwa Yesus adalah seorang Nabi, bukan Tuhan. Seandainya
dia adalah Tuhan, pastilah dia tidak butuh perbandingan keTuhanan
dirinya dengan manusia. Seharusnya; dia adalah Tuhan, dan seluruh
manusia rendah darinya, maka bagaimana dia masukkan dirinya sendiri
dalam perbandingan dengan manusia sementara dia adalah Tuhan. Dan
perkara yang menguatkan nash ini, yaitu bahwa dia adalah seorang Nabi
yang diutus adalah pembicaraan tersebut telah disebutkan oleh Nabi
Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa sallam , dimana beliau bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتىَّ أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ
“Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga aku menjadi orang yang paling dia cintai daripada dirinya sendiri.”
Jadi arah
pembicaraan Yesus ‘alaihi salam adalah sama dengan arah pembicaraan
para Nabi. Adapun Tuhan maka tidak layak membandingkan diri-Nya dengan
manusia.
Shalawat dan salam atas Nabi kita Isa ‘alaihi salam dan Ibunya, Maryam yang suci h. (AR)*
Orang Persia
saling mewarisi keyakinan ini hingga mereka berkeyakinan bahwa Ali
dan para Imam memiliki kekuasaan Kauniyah (bertindak dalam alam ini),
yaitu bahwa mereka menciptakan, dan bahwa mereka adalah orang-orang
yang memasukkan manusia ke dalam sorga, dan merekalah yang memasukkan
manusia ke dalam neraka, kemudian mereka mengeklaim bahwa siapa yang
ingin selamat wajib baginya untuk beriman kepada Ali dan para imam
lain bahwa mereka adalah orang-orang ma’shum (yang bebas dari
kesalahan) yang wahyu telah diberikan kepada mereka, dan bahwa mereka
lebih utama daripada seluruh para Nabi dan Rasul.
Termasuk di
antara para imam itu adalah imam yang kedua belas yang masih
bersembunyi di pengasingan, padahal dia memiliki kekuasaan kauniyah
sebagaimana halnya para imam lain sebagaimana mereka klaim. Yaitu
bahwa dia memiliki kekuasaan untuk mengatakan kepada sesuatu,
‘Jadilah, maka jadilah.’ Maka dia mampu dalam sekejap untuk menghapus
negeri-negeri kafir dan musuh-musuhnya hanya dalam sekejap saja. Sungguh
aneh, bagi orang yang tengah bersembunyi ini, yang memiliki kemampuan
Kauniyah, dan tidak menggunakannya. Sungguh aneh bagi ‘Ali
Rodiallohu ‘anhu yang memiliki kemampuan kauniyah, dan tidak mampu
menghancurkan Mu’awiyah Rodiallohu ‘anhu , dan tidak mampu melindungi
dirinya dari pembunuhan. Sungguh aneh bagi al-Husain Rodiallohu
‘anhu yang wafat disembelih berdasarkan aqidah yang rusak ini.
Keberadaannya yang memiliki kemampuan Kauniyah, namun sekalipun
demikian dia tidak menciptakan air agar dia meminumnya, yang kemudian
dia wafat dalam keadaan dahaga. Demikianlah cukup bagi Anda untuk
beriman terhadap Ali dan para imam agar Anda menjadi penghuni sorga.
Kami memuji
Allah Subhanaahu wa Ta’ala , bahwa keyakinan ini bukanlah termasuk
keyakinan kaum muslimin, akan tetapi keyakinan orang-orang Persia.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan anugerah akal kepada kita.
Sumber: Majalah Qiblati edisi 11 tahun 5