Rusia Bersiap Menjadi Negara Muslim Terbesar Di Eropa
Rusia
Bersiap Menjadi Negara Muslim Terbesar Di Eropa - Bayangkan Rusia pada
tahun 2050! Menurut Paul Goble, seorang spesialis yang secara khusus
melakukan kajian terhadap minoritas etnis di Federasi Rusia, nampaknya
ia memperkirakan dalam beberapa dekade mendatang, Rusia akan menjadi
sebuah negara mayoritas Muslim. Sekarang jumlah Muslim di seluruh Rusia
mencapai 16 juta jiwa.
Disisi
lain, ada berita buruk dengan penurunan yang cepat jumlah populasi
negeri Beruang Merah ini. Melihat kecenderungan populasi penduduk Rusia
yang terus cenderung menurun itu telah menjadi "pusing" bagi para
politisi Rusia dan para pembuat kebijakan.
Presiden
Vladimir Putin telah menyerukan kepada perempuan Rusia untuk memiliki
anak lagi. Karena ahli demografi memprediksi bahwa populasi Rusia akan
turun secara drastis dari 143 juta jiwa menjadi 100 juta jiwa pada
tahun 2050.
Perkembangan
dan situasi ini mengejutkan bagi para pemimpin Rusia dan Barat, karena
bersamaan menurunnya populasi penduduk Rusia, para analis
memperkirakan jumlah umat Islam akan menjadi kelompok mayoritas di
Russia. Hanya kurang dari lima dekade Rusia akan menjadi negeri Muslim,
yang mayoritas peduduknya beragama Islam.
Laju
pertumbuhan populasi Muslim sejak tahun 1989, dieprkirakan mencapai
antara 40 dan 50 persen, dan ini kecenderungan semua kelompok etnis.
Saat ini Rusia memiliki sekitar 8.000 masjid sementara 15 tahun yang
lalu, hanya terdapat 300 masjid di seluruh Rusia.
Menurut
data statistik, pada akhir 2015, jumlah masjid di Rusia akan meningkat
drastis menjadi 25.000 masjid di seluruh Rusia. Statistik ini
menakutkan banyak etnis Rusia lainnya, yang sangat phobi dengan Islam,
yang selalu mengaitkan Islam dengan perang dan terorisme. Seperti,
sering terjadinya konflik bersenjata antara aparat keamanan Rusia
dengan kelompok Chechnya, dan wilayah Kaukasus yang mayoritas Muslim.
Namun, kekawatiran itu meluai menyurut, bersamaan dengan
perubahan-perubahan yang ada, khususnya dikalangan penduduk Muslim dan
para pemimpinnya yang semakin akomdatif.
Menghadapi
penurunan populasi atau jumlah penduduk etnis Rusia itu, yang terus
menurun, Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin telah menawarkan insentif
kepada wanita yang akan memiliki anak lagi.
Dia
mengatakan bahwa pemerintah akan menawarkan 1.500 rubel untuk anak
pertama, dan 3.000 rubel untuk anak kedua. Dia lebih lanjut mengatakan
bahwa pemerintah akan menawarkan insentif keuangan bagi pasangan yang
akan mengadopsi anak yatim Rusia. Tapi, tanggapan terhadap seruan
Vladimir Putin hampir nol. Alasan utama di balik penurunan cepat dalam
populasi non-Muslim di Rusia, terutama sebagian besar perempuan muda di
negara ini tidak tertarik dan mendukung memiliki anak lagi.
Jika
seseorang terbatas hanya memilik anak satu-satunya, dan kemudian
generasi berikutnya sama sekali tidak ingin memiliki anak, maka
pertumbuhan penduduk Rusia menjadi nol. Di sisi lain, hampir semua
pasangan muslim sedikitnya memiliki tiga anak. Jumlah keluarga muslim
umumnya mereka mempunyai anak antara 3-5 orang anak.
Berbicara
dengan Blitz, seorang pemimpin Moscow, daerah yang paling padat
penduduknya, mengatakan jika pertumbuhan penduduk Muslim terus
meningkat, dan dengan penurunan yang serius pada populasi komunitas
agama lain, Rusia pada akhirnya akan menjadi sebuah negara Muslim pada
dua dekade mendatang.
Dia
menyarankan propaganda besar-besaran demi memiliki anak lagi di Rusia
dengan menggunakan media massa serta peningkatan jumlah insentif. Ia
juga menunjuk fakta bahwa, dalam banyak kasus, insentif tersebut jatuh
lagi ke ibu muslim, yang umumnya memiliki lebih dari satu anak.
Ini
bukan masalah tentang insentif, yang lebih penting realisasinya bagi
penduduk seluruh Rusia yang non-Muslim. Mereka harus memahami bahwa
dengan jumlah anak Muslim yang banyak, mereka secara bertahap ikut
mendorong nasib negara Rusia menuju federasi Islam.
Mengomentari
masalah ini, mantan seorang diplomat mengatakan, setelah jatuhnya Uni
Soviet, sayangnya, seluruh bangsa Rusia telah kehilangan semangat
nasionalisme mereka, karena kemiskinan dan kondisi yang sangat malang
yang mereka hadapi, baik di bidang ekonomi, politik, dan sosial.
Sekarang mereka takut memiliki lebih dari satu anak dalam keluarga,
karena akibat biaya hidup yang sangat mahal. Sementara dalam banyak
kasus, keluarga perempuan Rusia dipaksa untuk bekerja di berbagai sektor
bidang untuk mendapatkan uang ekstra bagi k keluarga mereka.
Ia
mengatakan, tidak hanya jumlah populasi Muslim di Rusia,yang mengalami
pertumbuhan cepat, karena memang perempuan Muslim memiliki lebih satu
anak, tapi dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah besar LSM Islam
aktif bekerja di dalam negeri Rusia, yang memainkan peran penting,
terutama bagi penduduk Rusia yang putus asa, dan sebagian besar mereka
memilih jalan hidup yang baru, dan mereka bertobat kemudian masuk Islam.
Mereka umumnya meninggalkan agama sebelumnya yang mereka anut. Dia
lebih lanjut mengatakan, terutama kelompok atheis secara bertahap
semakin cenderung ke arah Islam, karena propaganda luas dan kegiatan LSM
Islam.
Mereka
yang berpendidikan sarjana terlibat aktif dalam memberikan khotbah di
masjid-masjid dan tempat-tempat umum lainnya secara teratur, yang
mempunyai dampak luar biasa pada pikiran orang-orang Rusia, terutama
generasi mudanya. Para ulama Islam dengan jas dan wajah dicukur bersih,
mereka berbicara dengan bahasa yang berbeda serta lancar, yang
merupakan titik yang sangat kuat bagi mereka untuk menarik perhatian
orang Rusia yang berpendidikan, yang berada dalam kesulitan ekonomi dan
sosial yang serius.
Dia
mengatakan, kegiatan LSM Islam mempunyai pengaruh yang luas,
dibandingkan hampir tidak ada atau sangat sedikit kegiatan misionaris
dari agama agama lain di Rusia. Meskipun ulama Islam dan mereka memiliki
misi yang sering disebut "tersembunyi" , tetapi dari wajah mereka,
saat menyampaikan khotbah, sangat sulit untuk mengidentifikasi apa pun
yang negatif terhadap kegiatan mereka.
Mereka
awalnya menyebarkan pesan perdamaian, tetapi mereka juga menyampaikan
nilai-nilai agama dan jihad. LSM-LSM Islam secara bertahap menggunakan
media Rusia, melalui investasi negara-negara Barat, yang sebenarnya
menggunakan dana dari negara-negara Arab. Mereka juga ikut terlibat
dalam aktivitas politik, seperti pemilihan, dan memberikan suara dan
kekuatan untuk para calon pemimpin Muslim, tentu dengan tujuan nantinya
akan memiliki akses kekuasaan di Kremlin.
Membandingkan
Muslim Rusia dengan Muslim di negara-negara lain, katanya, mereka
memiliki komitmen yang lebih kuat, dan keyakinan mereka yang mendalam
berakar dalam pikiran mereka yang bernar-benar dari ajaran Islam.
Mereka secara terbuka menyatakan bahwa, alasan utama di balik menerima
Islam adalah menyelamatkan hari depan mereka. Mereka menghadapi situasi
yang sulit berkaitan dengan konflik yang masih terjadi di wilayah
Chechnya dan Kaukasus. Tetapi, mereka tetap optimis terhadap kehidupan
mereka.
Seorang
wartawan senior kantor berita Rusia Interfax, Blitz mengatakan,
berdasarkan dari sumber Afro-Arab, sejumlah negara Arab melakukan
investasi jutaan dolar kepada sejumlah LSM Islam di Rusia. Dalam waktu
dekat, cukup banyak kursi penting di parlemen Rusia juga akan jatuh ke
tangan para pemimpin Muslim.
Dia
mengatakan, di klub pers Rusia, sejumlah wartawan Muslim terus
meningkat. Dia mengatakan, jutaan dolar yang dihabiskan untuk membangun
masjid dan lembaga-lembaga Islam di berbagai belahan Moskow dan bagian
lain di Rusia.
LSM Islam bahkan membangun panti asuhan, tempat anak-anak dari berbagai agama yang diadopsi, dan mereka mendapatkan pendidikan Islam, dan menjadi Muslim yang taat. Masa depan Islam di Rusia sangat menggembirakan. ( eramuslim.com )