Rabu, 15 Agustus 2012

Salah Satu Bukti Kebenaran Alqur'an

Salah Satu Bukti Kebenaran Alqur'an
Niklas Koppernigk atau Nicolaus Copernicus, dan Galileo Galilei (1473–1543) yang mengembangkan teori heliosentrisme (berpusat di matahari) Tata Surya dalam bentuk yang terperinci, sehingga teori tersebut bermanfaat bagi sains. Hal ini membuat Kristen berang da mengatakan mereka perusak Iman bahkan mereka dihukum melalui pengadilan gereja sampai mati.
Dengan Matahari sebagai pusat peredaran dari Bumi Bulan dan lainnya, timbul pertanyaan pada kita. Pertanyaan apakah?
Pertanyaannya apakah Matahari diam menggantung begitu saja?
1. Al Quran Menjawab:
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya, (QS. 21:33)

]Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS Yaasiin : 38)

Dari ayat ini berarti disamping Bulan, Bumi dan Planet lainnya beredah mengelilingi Matahari (bumi sebagai pusatnya/ teori heliosentrisme), tapi Matahari juga berotasi atau berputar pada garis edarnya.

Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.


2. Apa kata para Ilmuwan?, tidak usah jauh jauh, perhatikan Ilmuwan Lokal saja, Ilmuwan dari Watukosek
Karena Matahari berotasi sebesar 14 derajat/hari, maka lubang korona itu mencapai “posisi efektif” sekitar 2-3 hari kemudian. Posisi efektif diartikan sebagai posisi yang mudah mengganggu lingkungan Bumi.
Matahari berputar pada porosnya sekali dalam 27 hari. Sering kali bentuk korona secara global tidak banyak berubah dalam satu atau lebih rotasi Matahari. Dengan berpedoman pada perilaku ini, tidak sulit memprediksi pemunculan suatu lubang korona pada rotasi berikutnya.
Menurut kelompok penelitian Fisika Matahari Watukosek, Observatorium Matahari Watukosek mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai observatorium peringatan dini cuaca antariksa satu- satunya di ASEAN dalam 10 tahun mendatang. Karena itu, kerja sama dengan swasta, seperti operator satelit, para surveyor geomagnet, dan pemerintah daerah, perlu dirintis.
(Sumber Dr Bachtiar Anwar Staf Peneliti LAPAN-Watukosek)

Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-Qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu 947, dan katakanlah: "Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan". (QS. 20:114)