Inilah Pidato Hasyim Muzadi yang Menghebohkan dan Telah Beredar Luas Itu
Inilah
Pidato Hasyim Muzadi yang Menghebohkan dan Telah Beredar Luas Itu -
Pidato mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH
HAsyim Muzadi beredar luas melalui pesan berantai BlackBerry Messenger
dan media sosial seperti Facebook dan blog.
Pidato
yang heboh itu berisi pandangan mantan pemimpin organisasi Islam
terbesar di Indonesia itu mengenai sejumlah isu kontroversial seperti
Ahmadiyah, toleransi antarumat beragama, Gereja Yasmin, Lady Gaga,
Irshad Manji, dan perkawinan sejenis.
"Pidato
itu beredar di seluruh jagad raya. Saya dapat (pesan berantai) dari
mana-mana," kata Ali Mukhtar Ngabalin, Ketua Umum Badan Koordinasi
Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), Senin (4/6/2012), kepada
TRIBUNnews.com.
TRIBUNnews.com,
yang menerima beberapa pesan berantai itu pagi ini, coba menelusuri di
Google dengan kata kunci "pidato Hasyim Muzadi".
Beberapa halaman akun Facebook dan blog memuat pidato Hasyim tersebut, yang isinya persis sama dengan pesan berantai di BBM.
Hasyim Muzadi sendiri telah mengonfirmasikan isi pidato ini.
Berikut selengkapnya isi pesan BBM mengenai pidato Hasyim Muzadi:
Sekjen
International Conference for Islamic Scholars (ICIS), Hasyim Muzadi,
berbicara pada dialog lintas agama RI-Ethiopia di kantor ICIS, Jakarta
Pusat, Selasa (19/4/2011). Dialog ini membahas pengalaman Indonesia dan
Ethiopia dalam mengatur keberagaman budaya dan agama di negara
masing-masing untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang harmonis.
KH.
Hasyim Muzadi, Presiden WCRP (World Conference on Religions for Peace)
& Sekjen ICIS (International Conference for Islamic Scholars)
& Mantan Ketum PBNU ttg tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia
oleh Sidang PBB di Jeneva :
"Selaku
Presiden WCRP dan Sekjen ICIS, saya sangat menyayangkan tuduhan
INTOLERANSI agama di Indonesia. Pembahasan di forum dunia itu, pasti
krn laporan dr dlm negeri Indonesia. Slm berkeliling dunia, saya blm
menemukan negara muslim mana pun yg setoleran Indonesia.
Klau
yg dipakai ukuran adl masalah AHMADIYAH, memang krn Ahmadiyah
menyimpang dr pokok ajaran Islam, namun sll menggunakan stempel Islam
dan berorientasi Politik Barat. Seandainya Ahmadiyah merupakan agama
tersendiri, pasti tdk dipersoalkan oleh umat Islam.
Kalau
yg jadi ukuran adl GKI YASMIN Bogor, saya berkali-kali kesana, namun
tampaknya mereka tdk ingin selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi
masalah nasional & dunia utk kepentingan lain drpd masalahnya
selesai.
Kalau
ukurannya PENDIRIAN GEREJA, faktornya adl lingkungan. Di Jawa
pendirian gereja sulit, tp di Kupang (Batuplat) pendirian masjid jg
sangat sulit. Belum lagi pendirian masjid di Papua. ICIS selalu mlkkan
mediasi.
Kalau
ukurannya LADY GAGA & IRSHAD MANJI, bangsa mana yg ingin tata
nilainya dirusak, kecuali mrk yg ingn menjual bangsanya sendiri utk
kebanggaan Intelektualisme Kosong ?
Kalau
ukurannya HAM, lalu di iPapua knp TNI / Polri / Imam Masjid berguguran
tdk ada yg bicara HAM ?Indonesia lbh baik toleransinya dr Swiss yg
sampai skrg tdk memperbolehkan Menara Masjid, lebih baik dr Perancis yg
masih mempersoalkan Jilbab, lbh baik dr Denmark, Swedia dan Norwegia,
yg tdk menghormati agama, krn disana ada UU Perkawiman Sejenis. Agama
mana yg memperkenankan perkawinan sejenis ?!
Akhir'a
kmbl kpd bngsa Indonesia, kaum muslimin sendiri yg hrs sadar dan
tegas, membedakan mana HAM yg benar (humanisme) dan mana yg sekedar
Weternisme". ( tribunnews.com )