Tipu Muslihat Adalah Ritual Wajib Umat Kristen
Tipu
Muslihat Adalah Ritual Wajib Umat Kristen. Soal akal bulus, dusta dan
tipu-menipu, Paulus menyatakan dalam Bibel bahwa berdusta bukanlah
suatu dosa apabila dilakukan untuk memuliakan Tuhan:
“Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7).
”Tetapi kalau kebohonganku mendjajakan kebenaran Allah, bagaimana mungkin aku dihukum sebagai pendosa?” (Roma 3:7, Alkitab Pertjetakan Arnoldus Ende-Flores, 1970).
Dalam
praktiknya, secara vulgar Paulus menyatakan bahwa visi pelayanannya
adalah menjerat orang dalam kelicikan, tipu daya dan muslihat.
“Tetapi biarlah begitu, aku ini tiada membebankan kamu, melainkan sebab tjerdik, aku tangkap kamu dalam muslihat” (2 Korintus 12:16; Perdjandjian Baharu, The Gideons International, 1970).
“But be it so, I did not burden you: nevertheless, being crafty, I caught you with guile” (2 Corinthians 12:16, King James Version).
“Baiklah,
aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi dalam
kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya” (2 Korintus 12:16, TB).
Karenanya,
umat Islam harus mewaspadai apa saja yang dilakukan oleh misionaris
radikal Mahanaim, karena dibalik janji manis mereka ada misi tipu
muslihat demi sebuah pembaptisan yang dijustifikasi oleh Paulus.
TRADISI MISI TIPU MUSLIHAT DALAM BIBEL
Berikut ini adalah beberapa daftar tipu muslihat yang dimuat dalam buku Indeks Kesalahan Alkitab:
1. Nabi Yakub berkonspirasi dengan ibunya untuk menipu Nabi Ishak, ayah kandungnya
Alkitab
(Bibel) kitab Kejadian 27:1-40 mengisahkan bahwa Ishak, putra Nabi
Ibrahim yang kedua mempunyai seorang Istri yaitu Ribkah dan dua orang
putra yaitu Esau dan Yakub.
Karena
Ishak sudah tua dan tidak bisa melihat lagi, maka sesuai dengan
tradisi, dia harus memberkati anaknya yang sulung, yaitu Esau.
Rupanya,
Ribkah adalah ibu yang pilih kasih kepada anaknya. Dia lebih
mengasihi Yakub daripada Esau, anak sulungnya. Maka dengan sangat
liciknya Ribkah dan Yakub menyusun rekayasa jahat agar yang diberkati
oleh Ishak adalah Yakub itu.
Dengan
tipuan muslihat yang ulung, Yakub dengan bantuan ibunya mengelabui
Ishak yang sudah buta. Ketika Esau berburu binatang, Yakub memakai
pakaian Esau dan menghadap ayahnya, mengaku sebagai Esau. Sedangkan
ibunya merayu Ishak dengan suguhan masakan kesukaan Ishak. Setelah
Ishak yakin bahwa anak yang di hadapannya itu adalah Esau, maka ia pun
melakukan prosesi pemberkatan dalam nama Tuhan: “Allah akan
memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di
bumi dan gandum serta anggur berlimpah-limpah. Bangsa-bangsa akan
takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah
tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu.
Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati
engkau, diberkatilah ia,” kata Ishak.
...Sejak berhasil menipu ayahnya itulah Yakub alias Israel dalam Bibel diberkati Tuhan...
Sejak
berhasil menipu ayahnya itulah Yakub alias Israel dalam Bibel
diberkati Tuhan. Sementara Esau baru pulang berburu setelah
pemberkatan dilakukan. Esau pun menangis meraung-raung karena hak
pemberkatan sebagai anak yang sulung telah dirampas oleh konspirasi
ibu dan adik kandungnya.
Dalam Bibel cetakan Indonesia, kisah penipuan ini diberi judul perikop “Yakub diberkati Ishak sebagai Anak Sulung.” Padahal,
judul yang pas untuk konspirasi penipuan itu adalah: “Dalam nama
Tuhan Nabi Ishak ditipu oleh istri dan anak kandungnya,” atau “Esau
dikianati adik dan ibu kandungnya,” atau “Anak durhaka dan istri
durhaka menipu Nabi Ishak yang malang,” atau “Pemberkatan Tuhan yang
salah alamat kepada penipu dan pengkhianat yang durhaka.”
2. Nabi Yakub ditipu Laban, mertuanya dengan diberi umpan Lea untuk disetubuhinya (Kejadian 29:21-25).
Nabi
Yakub dalam Bibel mengabdi kepada Laban selama tujuh tahun supaya
dapat menikahi Rahel anak bungsunya yang cantik. Setelah tujuh tahun
mengabdi, Yakub menagih janji kepada Laban untuk dapat menikahi sang
putri, Rahel. Maka sesuai dengan kesepakatan, pesta pernikahan Yakub
dan Rahel pun digelar.
Tetapi
Laban berlaku curang, pada malam pertama pengantin, ia memberikan
umpan Lea kepada Yakub untuk disetubuhinya. Lea adalah anak pertama
Laban yang parasnya kurang cantik.
...Pagi hari setelah bangun tidur dari malam pertama pengantin, Yakub baru sadar bahwa wanita yang ditiduri semalam bukanlah Rahel yang diidolakannya. Maka ia pun protes kepada Laban mertuanya dan berkata, Mengapa Paman menipu saya...
Pagi
hari setelah bangun tidur dari malam pertama pengantin, Yakub baru
sadar bahwa wanita yang ditiduri semalam bukanlah Rahel yang
diidolakannya. Maka ia pun protes kepada Laban mertuanya dan berkata, “Mengapa
Paman perlakukan saya begini? Bukankah saya bekerja untuk mendapat
Rahel? Mengapa Paman menipu saya?” (Kejadian 29:25, BIS).
3. Tamar menipu Yehuda (Putra Nabi Yakub), mertuanya dengan menyamar sebagai wanita sundal supaya ditiduri
Dalam
Bibel kitab Kejadian 38:11-30 dikisahkan bahwa Tamar menjadi janda
setelah ditinggal mati Onan, suaminya. Onan mati dihukum Tuhan karena
melakukan kejahatan onani.
Karena
ingin mempunyai anak, maka Tamar menipu mertuanya dengan menyamar
sebagai wanita sundal (pelacur) di suatu malam. Karena lihai
berakting, Tamar berhasil mengelabui Yehuda, mertuanya sehingga
transaksi mesum pun dilakukan. Setelah tawar-menawar harga, akhirnya
disepakati sekali satu kali main (short time) dibayar dengan seekor kambing muda. Bayarnya pun boleh belakangan alias kredit. (ayat 16-17).
...Karena ingin mempunyai anak, maka Tamar menipu mertuanya dengan menyamar sebagai wanita pelacur di suatu malam. Dari perbuatan zina menantu (Tamar) dengan mertuanya (Yehuda) itu, lahirlah dua anak kembar Peres dan Zerah. Dari benih Peres inilah di belakang hari lahir Yesus Kristus...
Dari
perbuatan zina incest menantu (Tamar) dengan mertuanya (Yehuda putra
Nabi Yakub) itu, lahirlah dua anak kembar Peres dan Zerah (ayat
27-30). Dari benih Peres inilah di belakang hari lahir Yesus Kristus
(Injil Matius 1:3, Lukas 3:33).
4. Nabi penipu dan fasik
Tuhan
dalam Bibel senantiasa mengutus para hamba-Nya, yakni nabi-nabi,
untuk membimbing umat-Nya ke jalan yang benar: “Dari sejak waktu nenek
moyangmu keluar dari tanah Mesir sampai waktu ini, Aku mengutus
kepada mereka hamba-hamba-Ku, para nabi, hari demi hari,
terus-menerus” (Yeremia 7:25, 25:4).
Tetapi dalam Bibel terdapat pula nabi-nabi fasik yang hobi melakukan tipu-menipu:
“Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu” (Yeremia 6:13, 8:10).
“Sungguh, baik nabi maupun imam berlaku fasik; di rumah-Ku pun juga Aku mendapati kejahatan mereka, demikianlah firman Tuhan” (Yeremia 23:11).
Bila Nabi utusan Tuhan adalah penipu dan fasik, lalu bagaimana dengan mental dan moral para pengikutnya? ( voa-islam.com )