TIDAK SEMUA KRISTEN MEMPERTUHANKAN YESUS |
Tanya
Apakah
semua pemimpin Gereja setuju untuk mempertuhankan Yesus?
Jawab
Tidak!
Sebelum abad ke IV para pemimpin Gereja disibukkan dengan bagaimana
memformulasikan hubungan yang tepat antara Allah dan Yesus. Hubungan tersebut
berkisar pada kedudukan Tuhan sebagai Bapak, dan Yesus sebagai Anak Tuhan. Atau
hubungan antara Allah sebagai Tuhan yang Mulia, Baka dan Sempurna dengan Logos
dari Allah sebagai perantara Tuhan dan manusia. Oleh karena itu sampai dengan
awal abad ke IV para pemimpin Gereja umumnya masih berpendirian bahwa Tuhan
Allah adalah satu-satunya Tuhan yang wajib didembah. Kalau pun Yesus sudah mulai
dikultuskan, masih dalam koridor Anak Allah atau Logos, dan bukan Tuhan. Arius
misalnya, hanya mengakui Bapa (Allah) sebagai satu-satunya Tuhan, dan menganggap
Yesus sebagai makhluk. Keadaan berubah secara drastis ketika Kaisar Romawi,
Constantine, menyatakan masuk Kristen tahun 312 M. masuknya Kaisar ini
disambut dengan semangat yang berapi-api oleh umat Kristen saat itu. Kaisar
menetapkan Kristen sebagai agama Kerajaan. Walaupun hal ini disambut dengan
gembira, beberapa kalangan saat itu mengkhawatirkannya. Tony Lane
menjelaskan kesalahan yang mengerikan ini dalam bukunya Christian Thought
hal. 11:
-
"...Some had doubts from the beginning, and it is increasingly fashionable today to regard the link as a horrible mistake...the asoption of Christianity as the state religion led to amassive influx of superficial converts from paganism. This resulted in declninf moral standard and the adoption of some pafan and idolatrous practices"(Sejak semula sebagian kalangan telah meragukannya, dan bertambah jelas seperti yang nampak saat ini bahwa hubunqan antar Gereja dan Kaisar merupakan kesalahan yang mengerikan....ketetapan (Kaisar) yang memutuskan Kristen sebagai agama Kerajaan menyebabkan membanjirnya para penyembah berhala yang sekedar masuk Kristen sebagai lambang. Ini menyebabkan jatuhnya standar moral dan masuknya ajaran penyembah berhala (kedalam ajaran Kristen)
Jalan
menuju Ketuhan Yesus tidaklah mulus, malah penuh dengan pertumpahan darah. Namun
ajaran Trinitas dari agama Mesir dan Babilonia, yang kemudian diidealkan oleh
Plato, yang kemudian dianut oleh para pemimpin Gereja, menyebabkan lahirnya
bibit-bibit pendukung Trinitas dalam Gereja Kristen. Mereka inilah yang berjuang
mati-matian memasukkan ajaran Trinitas kedalam Kristen yang dimulai dengan upaya
mempertahankan Yesus. Salah seorang tokohnya adalah
Athanasius.
Tanya
Bagaimana
para pendukung Athanasius memperoleh kemenangan untuk mempertuhankan
Yesus?
Jawab
Ketika
Constantine menjadi Kaisar Romawi, secara terbuka dia menyatakan diri sebagai
pendukung Athanasius yang dianggapnya sesuai dengan latar belakang filsafat
Yunani yang dia anut. Untuk menghabisi paham tauhid Arianisme, Kaisar
menyarankan istilah "homoousios" yang pengertiannya adalah "Yesus satu zat
denqan Allah". Tony Lane menambahkan:
-
"The Emperor himsel f advocated the word (homoousios), probably at the instigation of his western eclesiatical advisor....lt was a word which was congenial to the west, which since Tertullian had thouqht of the Trinity as three persons in one substance".(Kaisar sendiri menganjurkan (penggunaan) kata (homoousios), diduga atas anjuran penasehat spiritualnya....Kata tersebut dianggap cocok untuk (Gereja) bagian barat sejak Tertullian memperkenalkan Trinitas sebagai oknum dalam satu zat).
Tanya
Mengapa
Athanasius berjuang mati-matian untuk mempertuhankan Yesus?
Jawab
Athanasius dibesarkan di Mesir, daerah yang sangat subur ajaran
Trinitasnya. Di Mesir penduduk menyembah tiga Tuhan dalam satu: Osiris, Isis dan
Horus. Disamping itu, ajaran Filsafat Platonis dan Stoa juga berkembang pesat di
Alexandria, dimana Athanasius tinggal mengidealkan Trinitas agama Mesir. Bagi
Athanasius yang sudah terbiasa di alam tiga Tuhan, ajaran tauhid para pengikut
Kristen saat itu dirasakannya sangat mengganggu. Oleh karena itu arus masuknya
para penyembah berhala ke dalam Kristen serta didukung Kaisar Romawi untuk
mengawinkan ajaran Kristen dengan ajaran penyembah berhala di kerajaan,
dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Athanasius untuk menghabisi ajaran tauhid yang
masih bercokol di kalangan Kristen. Menurut filsafat Yunani, walaupun Tuhan
sangat ingin menyelamatkan manusia, namun tidak mungkin langsung dapat
melakukannya. Untuk menyelamatkan manusia, Tuhan menggunakan perantara yakni
Logos. Karena pemimpin Gereja menginginkan Yesus sebagai Logos, sehingga Yesus
selanjutnya harus menduduki posisi Logos. Inilah yang diperjuangkan oleh
Athanasius agar Yesus menduduki posisi baru sebagai Logos penyembah berhala yang
akan menjalankan fungsi Anak Tuhan dan Juru Selamat.
S.E.Frost Jr. dalam bukunya Basic Teachinq of the Great
Philosophers ha1.110 menjelaskan:
-
"God as we have seen conceived as pure, holy, perfect. Thus it became necessary to introduce an intermediate being, the Logos, to account for the cretion of the universe. Many thinkers identify this beinq (Logos) with Christ..."(Tuhan sebagaimana paham filsafat Platonis dianggap suci, mulia dan sempurna. Oleh karana itu diangap penting untuk memperkenalkan perantara, yakni Logos (Firman), untuk menciptakan jagat raya. Beberapa ahli pikir kemudian menganggap Logos ini adalah Kristus (Yesus).
Tanya
Hamran
Ambrie dalam bukunya "Keilahian Yesus Kristus dan Allah Tritunggal Yang Esa"
mengutuip Kitab Kisah para Rasul 2:36:
"Jadi
seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa (Tuhan) Allah telah membuat
Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus"
(Kis.2:36)
Dengan
menggunakan ayat diatas Hamran Ambrie mengatakan bahwa umat Islam telah keliru
menuduh umat Kristen mengangkat Yesus menjadi Tuhan.
Jadi
jelaslah bahwa persangkaan orang-orang Muslim yang sering menuduh bahwa
orang-orang Kristen sendirilah yang mengangkat Yesus menjadi Tuhan adalah
keliru... melainkan memang penyebutan Tuhan itu justru datangnya dari Allah itu
sendiri...."
Apakah
benar orang-orang Muslim keliru ?
Jawab
Jangan
sampai Hamran Ambrie sendiri yang keliru atau dia sengaja ingin mengelirukan
orang. Orang Muslim sesungguhnya tidaklah keliru. Allah tidak pernah mengangkat
Yesus sebagai Tuhan sebagaimana yang diakui oleh Hamran Ambrie. Sebenarnya yang
mengangkat Yesus sebagai Tuhan adalah orang-orang Kristen di Lembaga Alkitab
Indonesia (LAI). LAI melencengkan terjemahan "Kyrios" dan "Lord" dalam
Injil.
Sekarang
logikanya saja, untuk apa Allah membuat Tuhan??? Dalam agama Tauhid pernyataan
ini tidak ada jawabannya. Tetapi bagi penyembah berhala Platonis dan Stoic,
Tuhan yang mulia harus membuat Logos untuk menyelamatkan dunia yang
berdosa.
Dalam
Alkitab dengan jelas dapat dibedakan. Kalau ayatnya mengatakan Allah Juruselamat
kita, berarti itu adalah sisa-sisa yang masih terdapat dalam Alkitab. Tetapi
kalau ayatnya mengatakan Yesus Juruselamat kita berarti ajaran penyembah berhala
telah merasuk dalam Alkitab.
Namun
yang ingin dijelaskan disini adalah bagaimana Lembaga Alkitab Indonesia
menerjemahkan Alkitab sehingga lahirlah terjemahan ayat seperti yang
diperlihatkan oleh Hamran Ambrie.
Pada saat
Lembaga Alkitab Internasiaonal menerjemahkan Alkitab bahsa Yunani kedalam bahasa
Inggris, kata "Kyrios" yang berarti "Tuan/Boss" diterjemahkan menjadi "Lord"
atau "Sir" yang juga berarti "Tuan/Boss".
Misalnya
:
Land
Lord = Tuan Tanah
Drug
Lord = Tuan/Boss Obat terlarang
Gambling
Lord = Tuan/Boss Judi
Lord of
the Universe = Tuan Alam Semesta (Tuhan).
Namun
Lembaga Alkitab Indonesia bukannya menerjemahkan "Kyrios" dan "Lord" sebagai
"Tuan" tetapi "Tuhan". Memang untuk ini, LAI tidak perlu bekerja membanting
tulang. Cukup dengan membubuhkan huruf "h" di tengahtengah kata "Tuan" maka sim
salabim, seorang makhluk dalam sekejap berubah menjadi Khalik (Pencipta). Dengan
cara ini Lembaga Alkitab Indonesia dengan sengaja telah merubah Yesus
"Tuan/Pemimpin umat Israel menjadi "Tuhan yang olehnya segala sesuatu telah
dijadikan", persis seperti Logos penyembah berhala Platonis. Terjemahan yang
dipaksakan ini akhirnya menjadi janggal di telinga mereka yang mendengarnya.
Apalagi ketika kata "Tuhan" diterapkan kembali ke pasangan kata seperti diatas,
maka artinya menjadi lain.
Land Lord
tentu sudah tidak sama dengan Tuhan Tanah. Gambling Lord tentu sudah tidak sama
dengan Tuhan Judi.
Kalau
Lord of the Universe dapat saja berarti Tuan atau Tuhan, karena Tuan semesta
alam adalah Tuhan. Disinilah letak ketidak-jujuran Lembaga Alkitab Indonesia
dalam menerjemahkan Alkitab dengan benar.
Sebagaimana diketahui, kata Tuan digunakan untuk manusia, terkecuali
Tuan semesta alam adalah Tuhan. Tetapi kata "Tuhan" sudah jelas tidak digunakan
untuk manusia, terkecuali bagi para penyembah berhala.
Peratikanlah kejanggalan terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia atas kata
"Kyrios" dan "Lord" yang diterjemahkan sebagai Tuhan.
"Tuhan, Enqkau tidak punya timba dan sumur ini amat
dalam..." (Yohanes 4:11)
"Tuhan, nyata sekarang padaku bahwa Engkau seorang
Nabi" (Yohanes 4:19) "Siapakah Engkau, Tuhan?" (Kis.
9:5)
Coba
bayangkan, untuk apa timba bagi Tuhan? Yang perlu timba hanyalah manusia!
Selanjutnya, dari mana perempuan Samaria tahu bahwa yang perlu timba
dihadapannya adalah Tuhan Penguasa Alam Semesta? Sungguh aneh, untuk "memberi
makan 5.000 orang" Tuhan mampu, sementara untuk memperoleh seteguk air saja,
Tuhan harus menunggu diberi timba.
Perhatikanlah ayat berikut ini (Yohanes 4:11) dalam teks bahsa Inggris
di berbagai versi Alkitab :
1.
"Sir," the woman said, 'you haven't qot a bucket..."
(Good News Bible, 1976)
(Good News Bible, 1976)
2.
"The woman saith unto him, Sir, thou hast nothing to draw with..."
(Holy Bible Authorized King James Version)
(Holy Bible Authorized King James Version)
3.
"Sir" she challenger him, "You do not have bucket..."
(The New Testament of the New American Bible, 1970)
(The New Testament of the New American Bible, 1970)
4.
"She said to him: "Sir, you
have not even a bucket..."
(The Kingdom Interlinear Translation of The Greek Scroptures, 1985)
(The Kingdom Interlinear Translation of The Greek Scroptures, 1985)
5.
"The woman said to Him, "Sir, you have nothing to draw with,..."
(New Tastament, Psalms, Proverbs, 1982)
(New Tastament, Psalms, Proverbs, 1982)
6.
"The woman saith unto him, Sir, thou hast nothing to draw with..."
(The First Scofield Reference Bible, 1986)
(The First Scofield Reference Bible, 1986)
Dari
ayat-ayat yang dikutip dari berbagai versi Alkitab bahasa Inggris diatas, nyata
dan jelas bahwa penggunaan kata Sir adalah identik dengan kata Lord yang artinya
Tuan, bukan Tuhan (God)!
Perlu
disadari bahwa tidak ada satu pun kamus bahasa inggris di muka bumi ini yang
menerjemahkan kata "Sir" sabagai "Tuhan"!
Dalam
Yohanes 4:19, perempuan Samaria tersebut menyebut Tuhan sebagai
orang yang artinya menyamakan Tuhan Pencipta (Khalik) dengan yang dicipta
(makhluk). Padahal dalam berbagai versi Alkitab berbahasa Inggris Yesus dalam
ayat ini disapa dengan Sir atau Tuan, bukan Tuhan!
Yang
lebih aneh lagi adalah pertanyaan Paulus dalam Kis.95. "Siapa Engkau, Tuhan?".
Kalau Paulus benar-benar bertanya demikian, kita tentu wajar mempertanyakan:
Apakah Paulus sudah pikun atau tidak waras?". Lucu amat Paulus sebagai pendiri
agama Kristen tidak tahu dan masih bertanya siapa Tuhannya. Ini sungguh
keterlaluan!
Tetepi
kalau kata "Kyrios" atau "Lord" diterjemahkan dengan kata "Tuan", kan enak dan
pas dibaca.
"Tuan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat
dalam..." (Yohanes 4:11)
"Tuan, nyata sekaranq padaku bahwa Engkau seoranq Nabi" (Yohanes 4:19)
"Siapakah Engkau, Tuan?" (Kis. 9:5)
"Tuan, nyata sekaranq padaku bahwa Engkau seoranq Nabi" (Yohanes 4:19)
"Siapakah Engkau, Tuan?" (Kis. 9:5)
Camkanlah
istilah tepat yang digunakan Yesus untuk dirinya sendiri.
"Janqanlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya
satu Pemimpinmu, yaitu Mesias (Yesus)" (Matius 23:10)
Kalau
memang Yesus adalah Tuhan tentu beliau akan berkata: "Janganlah pula kamu
disebut Tuhan, karena hanya satu Tuhanmu yaitu diriku (Yesus)"
Oleh
karena itu sangat menyedihkan betapa tokoh besar seperti Hamran Ambrie bisa
keliru dan disesatkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Padahal maksud ayat
tersebut adalah: "Allah menjadikan Yesus sebagai tuan/pemimpin dan rasul untuk
Bani Israil.
Tanya
Kapan S.
K. Ketuhan Yesus ditetapkan, dan oleh siapa?
Jawab
S.K.
Ketuhan Yesus ditetapkan pada konsili di Nicea tanggal 20 Mei 325M. Kaisar
Romawi Constantine, menghimpun 220 uskup di Nicea tahun 325. Sebagian besar
mereka berasal dari Gereja bagian Timur yang mendukung Athanasius. Kosili
memutuskan mengutuk paham tauhid Arius dan mengumumkan kredo (creed) anti Arian
yang dikenal dengan nama "the Creed of Nicea". Dalam konsili inilah diterbitkan
S.K. Ketuhan Yesus dan sejak saat itu Yesus diresmikan sebagai Tuhan, malah
sekaligus ditetapkan sebagai Tuhan yang sesungguhnya (true God), 300 tahun
setelah Yesus tiada. Dalam konsili inilah Kaisar Romawi menetapkan bahwa Yesus
satu zat dengan Allah (Homoousios).
-
"He (Jesus) is God from God, Light from Light and true God from true God"
(Dia (Yesus) adalah Tuhan yang berasal dari Tuhan, Cahaya yang berasal dari Cahaya, dan Tuhan Sesungguhnya yang berasal dari Tuhan yang sesungguhnya)
Sejak
saat itulah Tuhan menjadi dua yakni Tuhan Allah dan Tuhan Yesus yang harus
dipercayai bahwa keduanya bersatu padu dalam satu zat (homoousios) sebagaimana
yang diputuskan oleh Kaisar Romawi.
Tanya
Apakah
ada ketetapan resmi untuk menyembah Yesus sebelum abad ke IV?
Jawab
Belum
ada! Dalam kitab "Shepherd of Hermes" nama Yesus sama sekali tidak
disebut-sebut.
-
"First of all( belive that God is one, who hs made all thing, bringing them out of nothing into being".(Pertama-tama percayalah bahwa Tuhan itu Esa, yang menciptakan segala makhluk, dari tidak ada menjadi ada)
Selanjutnya dalam Apostle Creed yang menurut Gereja ditulis oleh
para rasul diperkirakan ditulis pada akhir abad ke II, ada menyebut nama Yesus,
tetapi bukan sebagai Tuhan yang disembah.
-
"And in Jesus Christ, his onl y Son, our Lord..."(Dan di dalam Yesus Kristus, anaknya yang tunggal, tuan kita)
Kredo ini
telah mengalami beberapa kali tambahan dan perubahan sepanjang abad ke IV dan ke
V untuk disesuaikan dengan perkembangan ajaran kristen.
Tanya
Kesulitan
apakah yang dihadapi Gereja sehingga dibutuhkan waktu sekian ratus tahun untuk
mengangkat status Yesus dari sekedar Nabi menjadi "Tuhan penguasa alam
semesta"?
Jawab
Pertama,
di abad pertama perkembangan agama Kristen, persoalan yang cukup berat muncul di
permukaan. Bagaimana caranya agar Tuhan Filsafat Yunani yang Mulia, dan
sempurna, dapat menyelamatkan manusia yang berdosa dan tidak sempurna. Untuk
mengatasi hal ini, logos filsafat Yunani digunakan sebagai perantara Tuhan dan
manusia. Beberapa ahli pikir Yunani yang memeluk agama kristen memandang Yesus
sebagai Logos filsafat Yunani (Frost, 1989).
"Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita..."
(Yohanes 1:14)
"...Kristus Yesus yanq walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah, itu sebaqai milik yanq harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seoranq hamba dan menjadi sama denqan manusia" (Filipi 2:5-7)
"...Kristus Yesus yanq walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah, itu sebaqai milik yanq harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seoranq hamba dan menjadi sama denqan manusia" (Filipi 2:5-7)
Tetapi
karena Logos bukan Tuhan sehingga otomatis Yesus pun bukan
Tuhan.
Kedua,
ketika Gereja mulai berusaha mengangkat status Yesus menjadi Tuhan, problem lain
tampil ke permukaan. Bagaimana caranya mengangkat status Logos yang lebih rendah
dari Tuhan ini menjadi setara dengan Tuhan. Untuk mengatasi hal ini, Gereja
memperkenalkan ide Logos (Firman) adalah Tuhan Allah.
"Pada mulanya adalah Firman Logos Firman Logos itu
bersama-sama dengan Tuhan dan Firman Logos itu adalah (dari) Allah. la Logos pada mulanya
bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia Logos dan tanpa Dia
(Logos) tidak ada sesuatu pun yanq telah jadi dari seqala
yanq telah dijadiakan" (Yohanes 1:1-3)
Paham
penyembah berhala ini digunakan sebagai senjata pamungkas oleh para penginjil
(Termasuk Hamran Ambrie) untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan dengan
menempatkan Yesus sebagai Logos penyembah berahala. Dengan demikian, tuhan Allah
(yang "katanya" adalah Logos) yang berada di sorga sudah turun ke bumi mengambil
bentuk manusia dalam diri Yesus.
Dalam
buku "Keilahian Yesus Kristus dan Allah Tritunggal", hal 94, Hamran
Ambrie mengatakan:
"Dulu
wahyu melalui mimpi etc. disebut Firman, tetapi kemudian (setelah ajaran Kristen
dicemari filsafat Yunani), Firman itu sendiri menjadi daging kehiduopan melalui
kelahiran seorang manusia Maria, maka penyebutan firman itu pun berubah menjadi
"Anak Allah".
Catatan :
tambahan dalam kurung dimaksudnya untuk memperjelas.
Konsep
penyembahan berhala sudah ranum ini, akhirnya tersaji dalam SK Ketuhanan Yesus
yang disponsori bersama oleh Kaisar Romawi, Constantine dan para pemimpin Gereja
pada Konsili di Nicea 20 Mei 325 M.
Tanya
Dapatkah
kita menganggap the Creed of Nicea sebagai formulasi dan definisi
Trinitas?
Jawab
Tidak!
Karena Konsili tidak pernah menganggap Roh Kudus sebagai Tuhan atau sesuatu yang
harus disembah. Dalam konsili tersebut tidak pernah dibahas tentang Roh Kudus.
Nanti belakangan, Gereja kemudian menambahkan kalimat tentang Roh Kudus dalam
kredo tersebut (Karen Armstrom 1993). "And in the holy Spirit"
(Dan dalam Roh Kudus).
Tanya
Siapa
yang pertama memberikan perhatian serius terhadap status Roh
Kodus?
Jawab
Athanasius! Sampai dengan pertengahan abad ke IV perhatian Gereja
dicurahkan pada bagaimana bentuk dan corak hubungan antara Bapa (Tuhan) dan Anak
(Yesus). Kalimat yang baru ditambahkan dalam Kredo: dan dalam Roh Kudus,
memperlihatkan betapa kecilnya perhatian yang diberikan terhadap status Roh
Kudus. Dalam tulisannya "Oration Aqainst the Arians 2:24, 33",
athanasius mempromosikan ketuhanan Yesus tanpa menyinggung-nyinggung Roh
Kudus. Selanjutnya pada suratnya kepada Serapion berubahlah dia berbicara
tentang status Roh Kudus.
Buku
The Paqanism in Our Christianity yang dikutip oleh M.A.C Cave
menjelaskan :
-
"The early Christians, however, did not at first think of applinq the (Trinity) idea to their own faith. They paid their devotions to God the Father and to Jesus Christ, the Son of God, and they recognizes the....Holy Spirit; but there was no thought of this three being an actual Trinity, co-equal, and united in one".(Umat Kristiani dulu, pada kenyataannya, tidak pernah berfikir untuk menganut paham Trinitas. Perhatian mereka tercurah pada (hubungan) Tuhan Bapa dan Yesus Kristus, Anak Tuhan, dan mereka mengenal.... Roh Kudus, tetapi tidak pernah terlintas dalam pikiran mereka bahwa ketiganya bersatu dan setara dalam Trinitas).
Tanya
Kapan
S.K. untuk menyembah Roh Kudus di tetapkan?
Jawab
Pada
Konsili di Konstantinople yang didelenggarakan dari bulan Mei s/d Juli 381M.
Konsili ini dapat dikatakan Konsili para pemimpin Capadocian yang mendukung
Trinitas. Gregory dari Nazianzus (329-389M), yang merupakan tokoh
Capadocian memperkenalkan formula Trinitas dalam bukunya "Five Theological
Oration", hal. 39:
-
".... Godhead is one in three and the three are one.... "(Kesatuan Tuhan itu adalah satu dalam tiga dan ketiganya adalah satu)
Dia
memainkan peranan penting dalam menggolkan ajaran Trinitas dalam konsili. Kaisar
Theodorius yang merupakan pendukung Ketuhanan Yesus ingin sekaligus menghabisi
paham Tauhid Arius. Dalam konsili inilah untuk pertama kali dinyatakan bahwa Roh
Kudus harus disembah.
-
"And in the Holy Spirit, the Lord and life giver, who proceeds from the Father. Toqether with the Father and the son he is worshipped and glorified".(Dan dalam Roh Kudus, Tuan dan pemberi hidup, yang datang dari bapa. Bersama dengan Bapa dan Anak dia disembah dan dimuliakan).
Tanya
Apakah
Konsili di Constantinople memutuskan bahwa Roh Kudus adalah
Tuhan?
Jawab
Tidak!
Walaupun dalam Konsili ini Roh Kudus dinyatakan sebgai obyek yang disembah,
tetapi belum dinyatakan sebagai Tuhan.
Tanya
Mengapa
Konsili tidak sekalian memutuskan Roh Kudus sebagai Tuhan?
Jawab
Konsili
ini juga dihadiri oleh 36 Uskup Macedonia yang menentang keras segala
bentuk penyenbahan terhadap Roh Kudus. Mereka berpendirian bahwa Roh Kudus
hanyalah makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu dia bukan Tuhan, sehingga tidak
perlu disembah. Namun karena para uskup Capadocia jumlahnya lebih banyak
sehingga para uskup Macedonia kalah. Dalam penentuan apakah Roh Kudus adalah
Tuhan atau tidak, bantahan mereka masih didengar. Namun ketika para uskup
Capadocia ngotot untuk menyembah Roh Kudus, akhirnya para uskup Macedonia
menyerah dan meninggalkan ruangan konsili (walk out).
Tanya
Kapan ide
lengkap tentang Trinitas pertama kali dijelaskan?
Jawab
Antara
tahun 359-360M ketika Athanasius didesak untuk menghadapi kelompok Tropici dari
Mesir yang mengajarkan bahwa Roh Kudus hanya sekedar makhluk yang diciptakan
dari tidak ada menjadi ada. Uskup mereka, Serapion, yang tidak mampu menghadapi
mereka meminta tolong pada Athanasius. Dalam suratnya "Letter to
Serapion", Atahnasius untuk pertama kalinya menjelaskan secara detail
tentang Teologi Trinitas.
Tanya
Apakah
Athanasian Creed merupakan formulasi yang ditampilkan oleh Athanasius kepada
Serapion?
Jawab
Tidak!
Athanasian Creed bukanlah sebuah kredo dan juga tidak ditulis oleh Athanasius.
Gereja yang tidak tahu siapa penulis Athanasian Creed, menganggapnya di tulis
oleh Athanasius hanya karena dia dianggap sebagai pencipta ajaran
Trinitas.
Tanya
Apa yang
diulas atau diputuskan oleh Athanasian Creed?
Jawab
Athanasian Creed yang diperkirakan ditulis pada abad ke VI menetapkan
sesuatu yang dapat dianggap sebagai formulasi dan fefinisi akhir dari Trinitas.
Ketetapan penting yang tercantum dalam Kredo ini adalah diumumkannya S.K.
Ketuhana Roh Kudus.
-
"Thus the Father is God, the Son is God, and the Holy Spirit is God. Yet there are not three God but only one God".(Bapak adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan dan Roh Kudus adalah Tuhan. Namun bukan tiga Tuhan tetapi hanya satu Tuhan. )
Tanya
Apakah
perbuatan para Kaisar Romawi dan pemimpin Gereja yang selama beratus tahun
mengutak atik Yesus dan Roh Kudus untuk dipersandingkan dengan Allah dalam
kesatuan Trinitas, diilhami oleh Yesus?
Jawab
Bukannya
diilhami tetapi malah dimarahi. Yesus sama sekali tidak dapat menerima mereka
yang menyembahnya, dengan mengikuti ajaran penyembah berhala yang di ajarkan
manuasia (Plato dan Zeno). Sementara Yesus sendiri mengajarkan pada umat Israel
untuk hanya menyembah Allah.
"Bangsa
ini memuliakan aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari padaku. Percuma
mereka beribadah kepadaku, sedangkan a jaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia" (Matius 15:8-9)
Berbagai
kredo yang dihasilkan oleh konsili bukan merupakan penjelasan atau konfirmasi
dari Allah atau Yesus tentang siapa Tuhan sebenarnya, melainkan sekedar
pertarungan antar pendapat yang selalu dimenangkan oleh kelompok yang didukung
Kaisar. Hal ini dijelaskan oleh Uskup John Shelby Spong dalam bukunya: Why
Christian must Change or Die, 1998, hal 18.
-
"The purpose of every written creed historically was not to clari f y the truth o f God. It was, rather, to rule out some contending point o f view."
(Tujuan dari setiap kredo (yang dihasilkan di setiap konsili) bukan untuk menjelaskan siapa sesungguhnya Tuhan, tetapi sekedar untuk menyingkirkan pendapat yang tidak sejalan (dengan yang dianut Kerajaan dan Gereja)
Oleh
karena itu Yesus tidak punya urusan dengan ajaran maupun definisi Trinitas
sebagaimana yang dianut oleh umat Kristiani saat ini. Yesus tidak pernah
mengajarkan Trinitas kepada murid-muridnya, apalagi bermimpi bahwa dirinya
adalah oknum kedua dari Trinitas. Hal ini ditegaskan oleh A.N.Wilson dalam
bukunya Jesus A Live, 1992, hal XIV:
-
"I had to admin that I found it impossible to believe that a f irst century Galilean holy man (Jesus) had at any time o f his li f e believed himsel f to be the Second Person o f the Trini ty. "(Saya harus mengakui bahwa memang musthahil untuk mempercayai bahwa orang suci dari Galilea di abad I (Yesus) pernah sekali saja dalam hidupnya merasa dirinya sebagai oknum kedua dari Trinitas)
Gerejalah
yang menciptakan Matius 28:19 dan menyuapkannya kepada Yesus untuk
diucapkan.
"Karena itu pergilah, jadikanlah senua bangsa muridKu
dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus".
Apa yang
diajarkan oleh Yesus adalah tauhid (Ke-Esa-an Allah).